Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Satukan Kawasan Teluk Selatan

Dewan Negara Republik Rakyat China mengumumkan rencana untuk menghubungkan Hong Kong dan Makau dnegan kota-kota di selatan mainland China guna membangun kawasan ekonomi yang disebut dengan Greater Bay Area.
Hong Kong Link Road seksi Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau/Reuters
Hong Kong Link Road seksi Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Dewan Negara Republik Rakyat China mengumumkan rencana untuk menghubungkan Hong Kong dan Makau dnegan kota-kota di selatan mainland China guna membangun kawasan ekonomi yang disebut dengan Greater Bay Area.

Pembangunan ini bertujuan untuk menjadikan kawasan ini sebagai megalopolis yang didukung dengan teknologi tinggi untuk menyaingi Silicon Valley di California, AS.

Menurut kantor berita Xinhua, melalui rencana tersebut pemerintah akan berusaha untuk mengubah kawasan ini menjadi pusat inovasi global terkemuka, meningkatkan konektivitas infrastruktur antar kota, memperkuat peran Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional, pengiriman barang, dan perdagangan serta pusat bisnis yuan lepas pantai.

Cetak biru pemerintah China menunjukkan bahwa Hong Kong, Makau, Shenzhen dan Guangzhou akan menjadi empat kota utama sebagai pendorong pengembangan ekonomi di kawasan ini.

HSBC Holdings Plc memperkirakan kawasan ini, dengan total lebih dari 67 juta penduduk, akan mengerek pertumbuhan ekonomi hingga US$1 triliun dan melampaui Jepang sebagai eksportir terbesar keempat di dunia.

"Kerangka kebijakan ini menetapkan visi yang jelas untuk membangkitkan ekonomi global dari Greater Bay Area yang memungkinkan kota-kota dan kawasan lain untuk meningkatkan kekuatan komplementer mereka secara efektif," ujar Kepala Eksekutif Bisnis Asia Pasifik HSBC melalui surat elektronik, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (19/2/2019).

Pengumuman strategi pembangunan ini berhasil mendorong nilai saham di wilayah teluk dengan Guangzhou Port, Zhuhai Port dan Shenzhen Yan Tian Port semuanya naik dengan batas harian 10%.

Rencana pembangunan ini sebenarnya sudah lama menjadi wacana yang memicu kekhawatiran dari Hong Kong bahwa penggabungan area kepulauan dengan mainland akan berpotensi mengikis otonomi mereka yang berbeda.

Saat ini regulasi di Hong Kong berjalan terpisah dari China yang mengimplementasiikan sistem hukum, moneter dan politik, atau yang disebut dengan "One country, two systems".

Namun, Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam telah menyatakan dukungannya terhadap rencana strategis pemerintahan Xi Jinping.

"[Rencana ini] dapat membantu mengidentifikasi area pertumbuhan baru untuk Hong Kong dan mendorong perkembangan diversifikasi ekonomi dan industrinya," ujar kantor pemerintahan Hong Kong, seperti dikutip melalui Reuters.

Pemerintahan China mengatakan, institusi finansial di Greater Bay Area akan diberikan izin untuk melakukan perdagangan spot dan forward serta transaksi derivatif dan pinjaman lintas batas dalam mata uang yuan.

Mereka juga menyebutkan bahwa perusahaan di kawasan ini akan diizinkan untuk menerbitkan obligasi berdenominasi yuan.

Peter Wong, Wakil Ketua dan Kepala Eksekutif Operasional HSBC Asia Pasifik mengatakan rencana ini akan membantu meningkatkan kekuatan Guangdong, Hong Kong dan Makau dalam industri teknologi, keuangan dan pariwisata.

"Dengan arahan yang diberikan oleh kebijakan ini, kota di Greater Bay Area dapat mengembangkan ekonomi dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan pelengkap tersebut secara lebih efektif," kata Wong.

China telah menghabiskan miliaran dolar untuk proyek infrastruktur yang menghubungkan kota-kota di teluk selatan, rencana tersebut juga termasuk dengan strategi pengembangan wilayah hingga 2035.

Presiden Xi Jinping tahun lalu meresmikan jembatan seniali US$15 miliar yang membentang sepanjang 55 kilometer dan merupakan penyeberangan laut terpanjang di dunia. Jembatan ini menghubungkan Hong Kong dengan Makau dan kota Zhuhai di mainland China.

Pada September 2018, Hong Kong tersambung dengan jaringan rel kecepatan tinggi milik China melalui pembangunan stasiun baru bertema futuristik yang menghadap ke Pelabuhan Victoria.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper