Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong generasi muda atau kelompok milenial dalam memperkuat proses pembangunan komunitas Asean. Selain dapat meningkatkan kesadaran, langkah ini diharapkan dapat memperkuat rasa menjadi bagian dari Asean bagi generasi muda.
“Salah satu cara Indonesia untuk meningkatkan kepedulian generasi muda dan milenial kepada Asean adalah dengan memilih Duta Muda Asean setiap tahun,” tutur Retno dalam pertemuan Asean Foreign Minister Retreat (AMM Retreat) di Chiang Mai, Thailand pada Jumat (18/1/2019).
Saat membahas program kerja Asean 2019, Retno mendorong agenda pengarusutamaan peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan kawasan.
Retno menekankan bahwa perempuan memiliki berbagai keunggulan yang dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Asia Tenggara. Sehubungan dengan hal ini, Indonesia akan menyelenggarakan Pelatihan Regional mengenai Perempuan, Perdamaian dan Keamanan pada Maret 2019.
Sementara itu, anggota Asean sepakat mendorong kerja sama berkelanjutan demi mencapai stabilitas dan kesejahteraan kawasan, salah satunya dengan pembangunan komunitas Asean. Kesepakatan itu dicapai oleh para menteri luar negeri Asean.
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang diterima Bisnis pada Sabtu (19/1/2019), para menteri luar negeri Asean membahas program kerja dan prioritas Asean di bawah kepemimpinan Thailand untuk 2019 yang mengusung tema "Advancing Partnership for Sustainability" atau "Memajukan Kemitraan untuk Keberlanjutan".
Baca Juga
Dalam menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan, para Menlu Asean sepakat untuk mendorong komplementaritas dan kerja sama lebih erat untuk mencapai Asean Community Vision 2025 dan UN 2030 Agenda on Sustainable Development.
Para menlu Asean juga membahas proses pembangunan komunitas, termasuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Asean. Berkaitan dengan hal ini, Asean akan membentuk Network of Asean Association guna meningkatkan kesadaran mengenai Asean di seluruh negara anggota dengan melibatkan para akademisi dan organisasi kemasyarakatan.