Bisnis.com, JAKARTA – China menawarkan untuk melakukan pembelian selama 6 tahun guna meningkatkan impor dari Amerika Serikat dalam rangka konfigurasi ulang hubungan antara kedua negara.
Melalui peningkatan impor tahunan dari Negeri Paman Sam dengan nilai senilai total US$1 triliun, China mencoba menekan surplus perdagangannya yang mencapai US$323 miliar tahun lalu hingga mencapai nol pada 2024.
Jika Presiden Amerika Donald Trump kembali terpilih tahun depan, surplus surplus perdagangan tersebut akan mencapai titik imbang pada akhir masa jabatannya.
Sejumlah kemajuan tampak terjadi selama separuh waktu dari total 90 hari perjanjian gencatan perang dagang antara kedua negara yang disepakati pada 1 Desember ketika Presiden China Xi Jinping dan Trump bertemu pada Pertemuan G-20 di Argentina.
Data menunjukkan ekspor China mengalami penurunan terbesar dalam 2 tahun pada Desember dan impornya pun terkontraksi. Hal ini menunjukkan pelemahan lebih lanjut yang terjadi pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut pada 2019. Hal ininjuga menunjukkan pelemahan permintaan global, demikian ditulis Reuters pada Jumat (18/1/2019).
The Wall Street Journal melaporkan pada Kamis bahwa Menteri Keuangan Amerika Steven Mnuchin mendiskusikan pelonggaran sejumlah atau seluruh tarif impor yang dikenakan pada China dan menyarankan untuk menawarkan pengembalian tarif pada diskusi yangbdijadwalkan pada 30 Januari nanti.
Namun, Perwakilan Dagang Robert Lighthizet menentang gagasan tersebut dan proposalnya belum diajukan pada Trump.
Wakil Perdana Menteri China Liu He akan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat pada 30-31 Januari 2019 dalam rangka duskusi dagang yang bertujuan untuk meredakan perang dagang antara kedua negara.
Pemerintahan Trump berencana menaikkan tarif atas barang-barang senilai Uas$200 miliar dari China. Penaikan direncanakan sebesar 25 persen pada 2 Maret dari saat ini sebesar 10%.