Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengharapkan agar debat calon presiden dan calon wakil presiden harus menggambarkan nuansa kegembiraan.
Anggota Badan Pengawas Pemilu, Mochammad Afifuddin mengatakan bahwa nuansa kegembiraan ini penting untuk meredam situasi yang panas ketika acara berlangsung.
“Dan secara teknis KPU [Komisi Pemilihan Umum] sebagai fasilitatornya berada dalam posisi memfasilitasi dan netral dan tidak menimbulkan prasangka,” katanya di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Afif menjelaskan yang tidak kalah penting adalah peserta debat melakukan apa yang sudah disepakati bersama seperti tidak menanyakan hal remeh dan tidak substansial dalam debat.
“Kita juga mengingatkan beberapa hal teknis misalnya diberitaacarakan saja [setiap rapat] sehingga tidak ada lagi pihak yang mengatakan kesepakatan tapi dibahas lain di luar dan akhirnya KPU cape menglarifikasi,” ucapnya.
Acara debat capres dan cawapres akan dilaksanakan sebanyak 5 kali pada 17 Januari, 17 Februari, 17 Maret, 30 Maret dan terakhir bakal ditentukan setelah evaluasi debat bertama.
Debat pertama berlangsung untuk capres dan cawapres dengan pengelompokan tema hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme.
Khusus debat kedua dilaksanakan untuk antarcapres yang mengambil gambaran isu energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Pada debat ketiga akan adu menyuguhkan gagasan cawapres. Pembahasan tema yang jadi penyampaian visi misi adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan kebudayaan.
Debat keempat kembali menampilkan capres. Di sini masing-masing calon akan menyampaikan program soal ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.
Terakhir, isu yang dibahas soal ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, perdagangan dan industri. Sesi terakhir sebelum pemungutan suara ini akan menyajikan semua peserta pasangan calon.