Bisnis.com, JAKARTA—Persoalan keabsahan Daftar Pemilh Tetap (DPT) lebih mengkhawatirkan ketimbang hoaks soal kertas suara yang sudah dicoblos, ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon.
Fadli mengatakan keabsahan DPT Pemilu 2019 menjadi sorotan publik akhir-akhir ini karena masih ada persoalan. Menurutnya, hal yang perlu dicermati apakah masih ada nama-nama ganda dan nama manipulatif meski telah ada perbaikan.
"Yang saya khawatirkan sekarang adalah bagaimana mengenai DPT. DPT ini harus benar-benar diperiksa," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Jumat (4/1).
Fadli mengakui KPU sudah bekerja keras untuk menyisir data-data dalam DPT. DPT bahkan diperbarui hingga dua kali. Akan tetapi, KPU tetap harus memeriksa lagi DPT tersebut sehingga tidak terjadi nama-nama ganda maupun nama-nama yang invalid yang masuk dalam DPT hasil perbaikan kedua.
Menurut Fadli, KPU harus benar-benar menggunakan sistem atau teknologi paling baru. Tujuannya, agar situs internal KPU tidak diretas oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Kalau hoaks soal kertas suara yang dicoblos, tinggal dicek kebenarannya karena bentuknya berupa fisik. Sedangkan soal proteksi terhadap sistem KPU harus kuat agar tidak mudah diintervensi, katanya.
Baca Juga
"Kalau mengenai yang itu (surat suara) kan bisa dicek karena itu menyangkut fisik. Tetapi yang kita perlu cermati jangan sampai ada intervensi ke KPU, ujarnya.
Sementara itu, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai, maraknya hoaks adalah akibat peserta Pemilu 2019 dan timnya tidak mampu bersaing secara sehat.
Peserta pemilu khususnya kandidat pilpres dan timnya, kata Syamsuddin, belum mampu beradu visi-misi dan program.
Dia menilai, hoaks sangat berbahaya terhadap proses pemilu karena bisa merusak kepercayaan publik terhadap proses pemilu.
"Dampaknya dapat merusak kepercayaan publik terhadap proses pemilu, dan pada akhirnya mendelegitimasi hasil pemilu," katanya.