Bisnis.com, JAKARTA - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan adanya retakan baru di Gunung Anak Krakatau.
Namun, instansi keilmubumian tersebut menyatakan bahwa retakan Gunung Anak Krakatau belum berpotensi tsunami.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly menyampaikan, dari pemantauan udara yang terakhir dilakukan, tim gabungan dari BMKG, TNI AU, Badan Geologi Kementerian ESDM, dan Menko Maritim menemukan adanya retakan baru di Gunung Anak Krakatau.
Kendati retakan tersebut dinilai kecil kemungkinannya memicu bahaya tsunami, tim gabungan tetap bersiap melakukan survei melalui udara dan laut.
“Memang ada retakan. Kami masih menyiapkan untuk survei lanjutan mengenai situasi Gunung Anak Krakatau,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (2/1/2019).
Secara garis besar, situasi Gunung Anak Krakatau cenderung membaik seiring dengan berkurangnya aktivitas erupsi. Oleh karena itu, zona kewaspadaan sudah dikurangi menjadi 500 meter dari titik pantai di Lampung dan Banten, dari jarak sebelumnya yang mencapai 1 kilometer.
Badan Geologi sendiri masih menetapkan status siaga untuk Gunung Anak Krakatau. Untuk memperbarui status, tim gabungan sudah menyiapkan survei lanjutan.
“Kalau cuaca memungkinkan, kami sewaktu-waktu dapat terbang, karena pesawat sudah disiapkan di Bandara Halim Perdanakusuma. Tantangannya memang dari laut karena gelombang cukup tinggi,” paparnya.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengambil informasi mengenai perkembangan situasi Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi BMKG mobile ataupun situs Badan Geologi Kementerian ESDM https://magma.vsi.esdm.go.id/