Bisnis.com, JAKARTA — Abdul Kadir Karding, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, menuding acara Reuni 212 sebagai panggung kampanye terselubung calon presiden nomor urut 02.
Selain itu, sebagai bukti tambahan, kemarahan Prabowo atas pemberitaan yang kurang memuaskan pada acara Reuni 212 semakin menunjukkan acara tersebut bermuatan politis.
Kehadiran calon presiden Prabowo Subianto ke acara tersebut menurut Karding dapat menjadi bukti bahwa acara tersebut dijadikan kampanye terselubung.
“Menurut saya apa yang terjadi, Pak Prabowo harus dijadikan indikasi, dugaan awal, salah satu bukti oleh Bawaslu bahwa 212 mengandung unsur-unsur kampanye dan pencitraan diri," kata Karding, di Media Center Jokowi-Ma’ruf Amin, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
“Nah kalau di monas ini ada yang kebakaran jenggot lalu merasa tidak terpublikasi dengan masif itu patut dipertanyakan bahwa itu ada unsur-unsur yang sangat kuat dan politis," tutur Karding.
Sebagai pembanding, ia menuturkan saat acara yang digelar Nahdlatul Ulama dalam memperingati hari santri di Sidoarjo, Jawa Timur, 28 Oktober 2018. Karding menuturkan bahwa saat itu jumlah peserta jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan acara Reuni 212 di Monas, Jakarta.
Ia mengungkapkan hingga saat ini tidak ada pihak yang mempermasalahkan minimnya publikasi atas acara tersebut.
“Teman-teman NU biasa-biasa saja, karena memang tujuannya istighosah, berdoa, bukan tujuan politik,” pungkasnya.