Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Budaya Bangsa untuk Memajukan Ekonomi Sangat Besar

Potensi kebudayaan Indonesia untuk memajukan ekonomi bangsa sangatlah besar.
Afrizal Marna Kurator Pameran, Novi Kristinawati Sunoto Arsitek Instalasi Bambu Kongres Kebudayaan 2018, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, dan Sesditjen Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini dalam acara jumpa media menjelang Kongres Kebudayaan 2018 pada 5-9 Desember 2018, di Gedung A Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/12). JIBI/BISNIS/Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Afrizal Marna Kurator Pameran, Novi Kristinawati Sunoto Arsitek Instalasi Bambu Kongres Kebudayaan 2018, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, dan Sesditjen Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini dalam acara jumpa media menjelang Kongres Kebudayaan 2018 pada 5-9 Desember 2018, di Gedung A Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/12). JIBI/BISNIS/Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh

Bisnis.com, JAKARTA - Potensi kebudayaan Indonesia untuk memajukan ekonomi bangsa sangatlah besar.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid saat ditemui usai menghadiri acara jumpa media menjelang Kongres Kebudayaan pada 5-9 Desember 2018 di Gedung A Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).

"Pak Jokowi tahun lalu sudah mengingatkan kita bahwa sebenarnya jika kebudayaan [Indonesia] ini menjadi inti kegiatan kita di dalam perekonomian sebenarnya memiliki kesempatan untuk maju yang luar biasa besar," kata Hilmar kepada Bisnis.

Hilmar memberikan contoh potensi budaya Indonesia yang bisa membantu untuk meningkatkan devisa negara adalah rekaman musik tradisional.

"Gamelan dan segala macamnya. Gamelan ini sudah dipakai [alunan musiknya] dalam film-film internasional, cuma selama ini kita tidak pernah memanfaatkan kekayaan intelektual ini secara strategis," ungkap Hilmar.

Jadi, ketika alunan musik tradisional seperti gamelan dan sebagainya digunakan oleh si pemilik kepentingan tertentu itu biasanya tidak dikenai biaya alias gratis.

"Padahal kalau kita pakai katakanlah instrumen musik/rekaman dari luar [negeri] itu luar biasa mahal, jadi bisnis yang berbasis pada Intellectual Property [IP] bisnis yang berbasis pengetahuan, sedang sangat berkembang dan Indonesia dalam konteks [IP] adalah gudangnya," kata Hilmar.

Oleh karena itu, dia berharap Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 yang akan diselenggarakan pada 5-9 Desember 2018 dapat menjadi ajang pertemuan dari seluruh stakeholder dan anak muda bangsa untuk melihat juga menemukan potensi kekayaan budaya Indonesia agar dapat menjadi 'sesuatu' yang bernilai ekonomi di masa depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper