Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukungan Trump untuk Mohammad bin Salman Persulit Turki

Dukungan tak tergoyahkan yang diberikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman menyebabkan Turki berada dalam pilihan sulit, delapan pekan sejak pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (kiri) berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump (kanan) di Gedung Putih, Washington, DC, AS, Selasa (20/3)./Reuters-Jonathan Ernst
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (kiri) berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump (kanan) di Gedung Putih, Washington, DC, AS, Selasa (20/3)./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA  - Dukungan tak tergoyahkan yang diberikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman menyebabkan Turki berada dalam pilihan sulit, delapan pekan sejak pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul.

Semakin lama Turki menghadapi Arab Saudi mengenai siapa sebenarnya yang memerintahkan operasi pembunuhan itu, semakin bertambah risiko Ankara terisolasi, sementara negara-negara lain mengenyampingkan kekecewaan mereka dan kembali berbisnis dengan eksporter minyak terbesar di dunia itu.

Kebuntuan berkepanjangan dengan Riyadh juga dapat membahayakan hubungan yang rapuh antara Turki dengan Washington, jika negara itu memaksa Trump memilih satu di antara kekuatan-kekuatan kawasan yang bersaing tersebut.

Dilema Turki terjadi pekan ini di konferensi tingkat tinggi (KTT) kekuatan-kekuatan ekonomi dunia yang tergabung dalam Grup 20 (G20). Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Putera Mahkota Mohammad bin Salman dapat bertemu di sana, kata pejabat-pejabat Turki.

Tanpa menyebut nama dia, Erdogan telah berulang-ulang menyarankan pangeran itu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait pembunuhan tersebut, sementara salah seorang penasihatnya telah terus terang mengatakan bahwa penguasa Arab Saudi sebenarnya itu berada di balik pembunuhan Khashoggi.

Tapi, Erdogan telah menghindari pembicaraan mengenai kematian Khashoggi dalam pidato-pidatonya belakangan ini, dan itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apakah dia mungkin melembutkan sikapnya kepada putera mahkota yang berusia 33 tahun itu yang dapat memimpin Arab Saudi selama beberapa dekade ke depan.

"Pertemuan mungkin akan berlangsung. Keputusan akhir belum dibuat," kata sumber politik senior, beberapa saat sebelum keberangkatan Erdogan untuk menghadiri KTT di Argentina.

"Arab Saudi merupakan negara yang penting bagi Turki ... tak seorangpun menginginkan hubungan menjadi terganggu akibat pembunuhan Khashoggi."

Erdogan memiliki hubungan baik dengan Raja Salman, tapi hubungan keduanya tegang akibat langkah-langkah Saudi termasuk blokade Qatar, yang dilakukan oleh putra Salman itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper