Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mempertimbangkan untuk memberlakukan pengecekan latar belakang baru dan membuat sejumlah pembatasan pada mahasiswa China di AS terkait munculnya kekhawatiran terjadinya kegiatan espionase.
Reuters melansir berita ini berdasarkan informasi dari sejumlah pejabat pemerintah AS dan anggota Kongres.
Contohnya, Kementerian Luar Negeri AS memangkas waktu kunjungan untuk visa bagi mahasiswa magister China yang berkuliah di bidang penerbangan, robot, dan manufaktur tingkat tinggi dari lima tahun menjadi satu tahun.
“Pejabat AS mengatakan tujuan pembatasan itu adalah untuk menekan risiko kegiatan mata-mata dan pencurian hak kekayaan intelektual di area yang vital bagi keamanan nasional,” begitu dilansir Reuters pada Kamis (29/11/2018).
Namun, pemerintahan Trump berencana menambah proses pengecekan bagi siswa asal China, yang bakal belajar di AS. Misalnya dengan mengecek catatan telepon, akun pribadi di sosial media China dan AS untuk mengetahui tujuan siswa itu di AS.
Trump juga menginginkan agar ada pengecekan mengenai afiliasi antara calon siswa asal China dengan pemerintahnya. Rencana ini diungkap seorang pejabat AS, tiga sumber di Kongres dan beberapa sumber dari kampus.
Baca Juga
Kalangan akademisi, menurut Reuters, juga bakal mendapat pelatihan dari petugas keamanan AS agar mampu mendeteksi kegiatan mata-mata, dan pencurian siber yang terkait dengan orang di pemerintahan.
“Semua mahasiswa China yang dikirim China kemari melewati proses persetujuan Partai Komunis China dan pemerintahnya,” kata seorang pejabat senior AS kepada Reuters.
“Mereka mungkin tidak terkait dengan kegiatan espionase dalam makna tradisional tapi tidak seorangpun dari siswa China yang belajar ke sini terlepas dari negara.”
Gedung Putih enggan menanggapi soal ini. Sedangkan kementerian Luar Negeri AS mengatakan bertugas memastikan para penerima visa dari AS memang layak dan tidak menjadi ancaman keamanan nasional.
Soal ini, pemerintah Cina berulang kali berkukuh Washington membesar-besarkan masalah hanya untuk tujuan politis. Duta Besar Cina untuk AS mengatakan tuduhan semacam itu tidak berdasar dan sangat tidak pantas.
“Mengapa ada orang yang mau menuduh mereka sebagai mata-mata? Saya pikir itu sangat tidak adil bagi para siswa,” kata Cui Tiankai, Dubes Cina di AS.
Seperti dilansir CNBC, hubungan AS dan China merenggang akhir-akhir ini pasca terjadinya perang dagang yang dimulai sejak Juli 2018. Hubungan kedua ekonomi terbesar ini juga memanas terkait ekspansi China di Laut Cina Selatan. Pemerintah AS juga telah mengenakan sanksi kepada militer China karena membeli sejumlah senjata canggih dari Rusia.