Bisnis.com, WINA – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengemukakan bahwa penggunaan ilmu dan teknologi nuklir telah membawa manfaat yang nyata bagi pembangunan.
Oleh sebab itu, ujarnya saat berbicara pada Konferensi Tingkat Menteri tentang Ilmu dan Teknologi Nuklir yang diselenggarakan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria, pada Rabu (28/11/2018), kerja sama internasional di bidang nuklir untuk tujuan damai perlu terus digalakkan melalui IAEA, organisasi PBB yang menangani isu nuklir.
“Indonesia termasuk di antara negara berkembang yang telah banyak memperoleh manfaat dari program IAEA. Pemanfaatan ilmu dan teknologi nuklir telah dirasakan oleh masyarakat Indonesia antara lain berupa produksi bibit tanaman unggul, peningkatan kualitas ternak, program pengendalian kanker nasional, dan pemantauan polusi udara,” kata Puan.
Pemanfaatan teknologi nuklir juga terlihat dalam penanganan bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Lombok dan Palu. Pada saat itu, Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) mendistribusikan bahan makanan yang telah diradiasi sehingga lebih awet kepada para korban bencana.
Selain sebagai penerima manfaat, Indonesia juga berkontribusi dalam pemanfaatan teknologi nuklir oleh negara-negara berkembang yang lain. Kemampuan ahli-ahli Indonesia di bidang nuklir telah diakui oleh IAEA sehingga mereka sering diminta untuk memberikan training kepada ahli-ahli dari negara lain.
Kerangka kerja sama yang digunakan oleh Indonesia untuk membantu negara lain adalah melalui Peaceful Uses Initiatives (PUI), Regional Capacity Building Initiative (RCBI), dan Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS).
Mengingat besarnya manfaat teknologi nuklir di bidang pembangunan, Indonesia menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi tersebut oleh suatu negara tidak boleh dibatasi dengan prasyarat-prasyarat yang mempersulit akses penggunaannya.
“Indonesia menggarisbawahi bahwa hak negara-negara anggota IAEA untuk menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai dan akses terhadap bantuan yang diberikan oleh IAEA harus dijamin dan tidak boleh dibatasi dengan prasyarat apapun,” kata Puan.
Informasi tentang manfaat ilmu dan teknologi nuklir, lanjut Puan, perlu disampaikan ke pemangku kepentingan yang lebih luas. Hal ini mengingat selama ini terdapat mispersepsi di sebagian masyarakat bahwa nuklir identik dengan senjata pemusnah massal yang mengerikan.
“Semakin banyak masyarakat yang tahu tentang manfaat nuklir untuk pembangunan semakin bagus,” ujar Puan.
Sementara itu, Wakil Tetap RI untuk PBB dan IAEA di Wina, Duta Besar Darmansjah Djumala, menyampaikan bahwa diplomasi Indonesia di IAEA diarahkan untuk membawa manfaat konkret bagi rakyat Indonesia.
Hal ini dilakukan melalui program-program kerja sama teknis dan pembangunan kapasitas antara Indonesia dengan IAEA di bidang pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangunan.
“Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung program-program IAEA dalam mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai dan siap untuk memainkan peran dan bekerja sama dengan negara-negara dan pemangku kepentingan lainnya,” tegas Djumala.