Bisnis.com, JAKARTA - Tindakan Rusia menahan tiga kapal angkatan laut Ukraina mendapatkan kecaman dari berbagai pihak NATO. Organisasi Pertahanan Atlantik Utara itu menuntut Rusia membebaskan kapal serta awak kapal yang ditahan pasca-bentrokan di Semenanjung Krimea.
"Tidak ada pembenaran untuk menggunakan kekuatan militer terhadap kapal Ukraina. Kami meminta Rusia segera membebaskan kapal Ukraina beserta awaknya," ujar Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg sebagaimana dikutip CNN.com, Selasa (27/11/2018).
Stoltenberg mengatakan bahwa 29 negara NATO memberikan dukungannya untuk kedaulatan Ukraina. NATO juga tak akan pernah mengakui klaim Rusia untuk Krimea.
Stoltenberg memperingatkan Moskow bahwa apa yang dilakukannya memiliki konsekuensi buruk.
"Rusia harus memahami bahwa tindakannya memiliki konsekuensi. Itulah alasan mengapa NATO bereaksi begitu tegas terhadap tindakan Rusia pada Ukraina," ujar mantan Perdana Menteri Norwegia itu.
Kendati demikian, Stoltenberg tak memberikan rincian konsekuensi apa yang bakal diterima Rusia. Namun, diduga kuat konsekuensi itu merujuk pada sanksi ekonomi yang bakal diberikan negara-negara Barat kepada Rusia.
Baca Juga
Konflik itu meletus setelah Rusia menahan dua kapal angkatan laut Ukraina yang mengawal sebuah kapal tunda melintas di Laut Hitam yang berdekatan dengan Semenanjung Krimea. Rusia juga disebut melepaskan tembakan ke arah rombongan Ukraina dan melukai tiga awak kapal di antaranya.
Rusia menuduh Ukraina telah memasuki kawasan perairannya di Laut Azov secara ilegal. Akibat penahanan itu, Ukraina menuduh Rusia meluncurkan 'fase baru agresi' setelah Moskow mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu.
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko akhinya meminta untuk memberlakukan 'darurat militer' selama 60 hari. Permintaan itu telah disetujui parlemen dan segera diberlakukan.
Ukraina juga mendesak negara-negara Barat untuk memberikan sanksi terhadap Rusia. Kendati desakan-desakan itu bermunculan, namun Rusia bersikeras untuk tidak akan membebaskan kapal Ukraina.