Bisnis.com, JAKARTA - Parlemen Ukraina menyetujui proposal pemberlakuan status darurat militer di wilayah perbatasan pada Senin (26/11/2018). Status itu diberlakukan setelah 276 anggota parlemen memberikan persetujuan.
Reuters menyebutkan status darurat militer akan berlaku selama 30 hari mulai Rabu (28/11/2018). Status berlaku di sejumlah daerah perbatasan, termasuk 5 daerah yang berbatasan dengan teritori Rusia dan 3 daerah di pesisir Laut Hitam.
Pemberlakuan darurat militer datang setelah Rusia menembak dan menahan tiga kapal milik Ukraina ketika hendak melintasi Selat Kerch yang menghubungkan Laut Azov dan Laut Hitam. Dua dari kapal tersebut adalah kapal angkatan laut Ukraina yang berlayar dari pelabuhan Odessa menuju Mariupol, lapor BBC. Selain itu, tiga sampai enam awak kapal dilaporkan cedera akibat aksi penembakan.
Rusia mengungkapkan bahwa tiga kapal Ukraina telah melintas secara ilegal di perairan milik Rusia yang berlokasi di pesisir Crimea. Kapal-kapal tersebut dilaporkan tidak mengindahkan peringatan dan melancarkan aksi provokatif.
Poroshenko memaparkan status darurat militer diperlukan untuk untuk memperkuat pertahanan Ukraina setelah aksi tersebut. Ia berhasil meyakinkan parlemen bahwa darurat militer tidak akan berpengaruh pada pelaksanaan pemilihan umum yang rencananya akan berlangsung pada Maret 2019 mendatang.
Data intelijen Ukraina, papar Poroshenko, menunjukkan potensi ancaman yang sangat serius datang dari Rusia terhadap Ukraina.
Baca Juga
"Saya memiliki dokumen intelijen di tangan saya ... Di sini, di beberapa halaman terdapat penjelasan rinci tentang semua kekuatan musuh yang terletak hanya beberapa lusin kilometer dari perbatasan kita. Siap setiap saat untuk invasi langsung ke Ukraina," katanya dilansir Reuters pada Selasa (27/11/2018).
Status darurat militer memungkinkan Ukraina mengeluarkan tanggapan yang cepat terhadap segala potensi invasi. Poroshenko menjelaskan Ukraina dapat memobiliasi kekuatan militer dengan cepat melalui pemberlakuan status tersebut.