Bisnis.com, JAKARTA – Bangladesh dan Myanmar sepakat untuk mulai melakukan repatriasi atas ratusan ribu warga Muslim Rohingya pada November 2018.
Saat ini, ada lebih dari 700.000 warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh sejak kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terjadi pada Agustus 2017.
“Kami mengharapkan repatriasi bisa dimulai pada pertengahan November 2018,” ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh Shahidul Haque seperti dilansir dari Reuters, Rabu (31/10/2018).
Keputusan itu diambil setelah Haque dan pejabat senior Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Myanmar Myint Thu bertemu di Dhaka, kemarin.
Myin Thu mengklaim pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah untuk memastikan mereka yang kembali akan memiliki lingkungan yang aman.
Namun, UNHCR—lembaga PBB untuk urusan pengungsi—memandang kondisi di negara bagian Rakhine belum kondusif. Tidak ada pengamanan yang cukup di wilayah itu dan akses terhadap media serta pengawas internasional pun terbatas.
Juru Bicara UNHCR Andrej Mahecic menegaskan repatriasi haruslah bersifat sukarela dan tidak diburu-buru.
“Kami menentang penetapan jangka waktu atau target angka untuk repatriasi,” ucapnya.
PBB mencatat gelombang pengungsi ke Bangladesh masih terjadi. Tahun ini saja, hampir 14.000 orang tiba di negara Asia Selatan itu.
Warga Rohingya juga mengatakan tidak akan kembali jika tidak jaminan terhadap keberlangsungan hidup mereka dari pemerintah, termasuk status kewarganegaraan yang jelas.