Bisnis.com, PEKANBARU -- Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dalam pertemuan ilmiah tahunannya meminta pemerintah memasukkan pendidikan mitigasi bencana ke kurikulum pendidikan nasional, mulai dari tingkat sekolah dasar.
Ketua Umum IAGI Sukmandaru Prihatmoko mengatakan pemerintah harus menyadari Indonesia adalah wilayah rawan bencana, dan saat ini sudah bisa dilakukan perkiraan dan pemetaan zona rawan bencana.
"Tetapi teknologi masih belum bisa mengetahui kapan dan titik mana yang akan terjadi bencana, hanya zonanya sudah diketahui karena itu perlu dilakukan edukasi ke masyarakat dan ke sekolah-sekolah, kami dorong pendidikan mitigasi bencana masuk kurikulum sekolah," katanya usai membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan IAGI 2018 di Pekanbaru, Selasa (30/10/2018).
Dia menjelaskan pendidikan mitigasi bencana menjadi penting, bahkan sejak di tingkat sekolah dasar. Hal itu didasarkan pada pentingnya pengetahuan masyarakat tentang wilayah rawan bencana dan apa langkah yang harus diambil bila menghadapi bencana.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, pihaknya mengaku bisa meringankan tugas IAGI yang memang gencar melakukan sosialisasi dan edukasi, tentang langkah mitigasi bencana ke semua kalangan.
Kasus gempa di NTB dan Palu baru-baru ini, disebut Sukmandaru sebagai pelajaran berharga dengan nilai mahal yang harus dibayar oleh masyarakat, akan pentingnya pendidikan mitigasi bencana.
"Indonesia punya banyak patahan bumi dan salah satunya di Palu Koro, dan peristiwa di sana menjadi pelajaran sangat mahal harganya tentang pentingnya pendidikan mitigasi bencana mulai dari anak-anak sampai dewasa," katanya.