Bisnis.com, JAKARTA - Jamal Khashoggi, kolumnis Washington Post dan kritikus terkemuka yang berasal dari Arab Saudi, hilang setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul dua minggu lalu saat mengurus dokumen pernikahannya. Para pejabat Turki mengatakan mereka percaya dia dibunuh di sana.
Anggota keluarga Khashoggi menyerukan penyelidikan, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Senin (15/10/2018).
"Kami sedih dan cemas mengikuti berita yang bertentangan mengenai nasib ayah kami setelah kehilangan kontak dengannya dua minggu lalu," kata mereka. Seperti yang dikutip dari Reuters
“Tanggung jawab moral dan hukum yang kuat yang telah ayah kita tanamkan di dalam kita mewajibkan kita untuk menyerukan pembentukan komisi internasional yang independen dan tidak memihak untuk menyelidiki keadaan kematiannya.”
Mengutip dua sumber tak dikenal, CNN mengatakan pada hari Senin (15/10/2018) bahwa Arab Saudi sedang mempersiapkan laporan yang akan mengakui Khashoggi terbunuh sebagai hasil dari introgasi yang salah. Pemerintah Saudi tidak dapat dihubungi segera untuk mengomentari laporan CNN.
Terkait hilangnya Khashoggi, Trump mengirim Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk bertemu Raja Salman atas kasus yang telah merenggangkan hubungan Amerika dengan Saudi."Saya mendengar laporan itu, tetapi tidak ada yang tahu jika ini adalah laporan resmi," kata Trump kepada wartawan, tanpa merinci lebih lanjut.
Banyak anggota Kongres AS, yang telah lama memiliki hubungan erat dengan Arab Saudi, telah mengeluarkan kritik keras terhadap kerajaan atas kasus tersebut.
Otoritas Turki memiliki rekaman audio yang menunjukkan bahwa Khashoggi tewas di konsulat, seorang pejabat Turki dan sumber keamanan mengatakan kepada Reuters dan telah berbagi bukti dengan negara-negara termasuk Arab Saudi dan Amerika Serikat. Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Arab Saudi telah membantah keras membunuh Khashoggi dan telah mencela pernyataan tersebut sebagai "kebohongan", mengatakan Khashoggi meninggalkan gedung itu segera setelah masuk.
"Raja dengan tegas membantah mengetahui hal itu," kata Trump kepada wartawan setelah berbicara dengan Raja Salman.