Bisnis.com, JAKARTA—Harian The Washington Post melaporkan bahwa pewaris tahta Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman telah memerintahkan operasi penghilangan paksa atas wartawan senior Jamal Khashoggi yang bermukim di Amerika Serikat.
Berdasarkan hasil sadapan intelijen, para pejabat Saudi terdengar membahas rencana pemulangan Khashoggi dari Virginia. Pria itu dibujuk untuk kembali ke Arab Saudi tempat dia direncanakan untuk ditahan sebagaimana mengutip keterangan sejumlah pejabat Amerika Serikat seperti dilaporkan Aljazeera.com, Kamis (11/10).
Akan tetapi tidak terlalu jelas oleh para intelijen bahwa para pejabat Saudi itu membicarakan untuk menciderai Khashoggi sebagai bagian dari rencana untuk menangkap pria tersebut, menurut media itu.
Sedangkan Surat kabar Turki yang dekat dengan pemerintahan telah mempublikasikan daftar 15 pria yang menjadi tim pembunuh Khashoggi. Tim yang berasal dari agen-agen Saudi itu disebut membunuh dan memutilasi Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu.
Turki belum menyampaikan tuduhan itu kepada publik, namun dua pejabat Turki yang berbicara dalam kondisi anonim mengonfirmasi bahwa para pria tersebut terbang ke Istanbul pekan lalu untuk mengejar Khashoggi.
Berdasarkan keterangan dua pejabat Turki, surat kabar Sabah, salah satu pria dari tim itu adalah pakar autopsi di badan keamanan internal Arab Saudi. Pria lainnya tampaknya seorang letnan di Angkata Udara Kerajaan Saudi.
Baca Juga
Menurut sumber tersebut, yang diklaim sebagai intelijen rahasia, seluruh pria itu bekerja untuk Pemerintah Saudi.
Para pejabat Turki mengatakan, tanpa memberikan bukti, Khashoggi dibunuh dalam kurun dua jam sejak memasuki konsulat lalu tubuhnya dimutilasi dengan gergaji tulang lalu dibawa pergi. Namun, tuduhan itu dibantah keras oleh Pemerintah Saudi.
Khashoggi adalah seorang komentator veteran Saudi, penduduk Amerika Serikat (AS), dan kolumnis di Washington Post. Dia telah menjadi pengkritik kerajaan yang ternama.