Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan negaranya tidak ingin berperang dengan Amerika Serikat (AS).
Rouhani melontarkan pernyataan tersebut dengan nada damai, sehari setelah penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump memperingatkan para penguasa Iran akan adanya "harga yang harus dibayar” jika mereka merugikan AS.
“Kami tidak ingin berperang dengan Amerika di mana pun di wilayah ini, kami tidak ingin menyerang mereka,” kata Rouhani kepada awak media di New York, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Namun kami meminta Amerika untuk mematuhi undang-undang dan menghormati kedaulatan nasional bangsa-bangsa.”
Komentar tersebut disampaikannya setelah Trump menggunakan sesi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menegaskan kembali pandangannya bahwa perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Teheran adalah "kesepakatan yang mengerikan dan sepihak.”
Baik Trump dan Rouhani telah berpidato di mimbar Majelis Umum PBB pada hari Selasa (25/9), saling bertukar tudingan terhadap negara masing-masing.
Baca Juga
Pemerintahan Trump mencoba memenangkan dukungan internasional untuk kebijakannya yang lebih keras terhadap Iran, di antaranya dengan menarik AS mundur dari perjanjian nuklir internasional pada Mei dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Tujuannya adalah untuk mendesak para pemimpin Iran masuk ke dalam kesepakatan baru yang juga mengekang ambisi regional mereka.
Akan tetapi, keinginan Trump tidak sejalan dengan negara lain. Uni Eropa, China, dan Rusia awal pekan ini mengumumkan rencana mereka atas adanya mekanisme pembiayaan untuk memungkinkan bisnis yang “sah” berlanjut dengan Iran.
Inisiatif pembiayaan itu dikecam oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam suatu agenda anti-Iran di New York pada Selasa. Pada pertemuan yang sama, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyatakan AS tidak bermaksud untuk membiarkan sanksinya dihindari oleh Eropa ataupun pihak lain.
Sebelumnya Bolton memperingatkan bahwa rezim yang kejam dan pendukungnya akan menghadapi konsekuensi yang signifikan jika mereka tidak mengubah perilaku mereka.
Pada Rabu (26/9) Rouhani menggarisbawahi tekad negaranya untuk menahan tekanan dari luar, serta menyatakan optimisme untuk masa depan.
“Suatu hari AS akan kembali ke dalam kesepakatan nuklir. Apa yang dilakukan AS tidak menguntungkan warga Amerika atau warga Iran. Pemerintah Iran berada dalam posisi yang jauh lebih keras. Orang-orang kami adalah orang yang sabar, kami telah menahan tekanan seperti itu di masa lalu.”