Kabar24.com, JAKARTA - Arab Saudi berharap tidak berperang melawan Iran meskipun meminta kepada masyarakat internasional menerapkan sanksi atas dukungan Negeri Mullah itu terhadap terorisme.
Perang kata antara Riyadh dan Teheran meningkat menyusul penembakan misil balistik oleh Houthi Yaman terhadap Riyadh pekan lalu.
Menurut Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, Iran adalah negara sponsor nomor satu terorisme.
"Iran memberikan dukungan terhadap terorisme," kata Jubeir dalam sebuah wawancara dengan televisi Amerika Serikat CNBC yang diudarakan pada Kamis, 9 November 2017.
Pada kesempatan wawancara tersebut, dia mengutuk Iran atas program misil balistik dan dukungannya terhadap gerakan Syiah Hizbullah Lebanon.
"Kami ingin melihat sanksi internasional itu diterapkan terhadap Iran karena mendukung terorisme serta pelanggarannya atas resolusi misil balistik yang ditetapkan PBB," ucap Jubeir.
Ketika ditanya apakah Arab Saudi menuju konfrontasi langsung dengan Iran, Jubeir menjawab, "Kami berharap tidak perang melawan Iran."
Pernyataan Jubeir itu disampaikan setelah Arab Saudi dituding memaksa Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengundurkan diri.
Tuduhan tersebut dilontarkan oleh pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, dan Iran selaku pendukungnya beberapa jam setelah Hariri menyatakan mundur di Riyadh.
Hariri mengundurkan diri di Riyadh pada Sabtu, 4 November 2017, menyusul kisruh politik di Lebanon. Dalam pidato pengunduran dirinya, Hariri mengatakan dia diancam dibunuh.
Sejumlah rumor yang berkembang menyebutkan, tak lama setelah Hariri mengundurkan diri, dia menjalani tahanan rumah di Arab Saudi namun kabar tersebut dibantah Riyadh.
Menlu Arab Saudi Blak-blakan, Negaranya Ogah Perang dengan Iran
Menlu Arab Saudi Blak-blakan, Negaranya Ogah Perang dengan Iran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu