Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yusaku Maezawa, Miliuner Jepang Penumpang Pertama Roket Komersial SpaceX ke Bulan

Mimpi untuk melakukan perjalanan komersial ke luar angkasa akhirnya selangkah lagi terealisasi setelah SpaceX, perusahaan transportasi angkasa milik Elon Musk, mengumumkan penumpang pertamanya.
Roket Falcon Heavy milik SpaceX meluncur dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS pada Februari 2018./Reuters-Thom Baur
Roket Falcon Heavy milik SpaceX meluncur dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS pada Februari 2018./Reuters-Thom Baur

Bisnis.com, JAKARTA -- Mimpi untuk melakukan perjalanan komersial ke luar angkasa akhirnya selangkah lagi terealisasi setelah SpaceX, perusahaan transportasi angkasa milik Elon Musk, mengumumkan penumpang pertamanya.
 
SpaceX mengumumkan miliuner Jepang Yusaku Maezawa sebagai penumpang perdana pesawat angkasa Big Falcon Rocket (BFR) dan mengelilingi bulan.
 
Hal itu disampaikan oleh Musk di kantor SpaceX, Hawthorne, California, AS, Senin (17/9/2018) waktu setempat, seperti dilansir Bloomberg.

Maezawa adalah pendiri dan CEO Start Today Co., yang menaungi salah satu perusahaan e-commerce besar Jepang, Zozotown. 

Forbes mencatat Maezawa berada di peringkat 18 orang terkaya Negeri Sakura pada tahun ini dan orang terkaya ke-59 dalam hal teknologi pada 2017. Secara global, dia ada di posisi ke-822 orang terkaya dunia pada 2018.

Per April 2018, kekayaannya bernilai US$2,7 miliar atau sekitar Rp40,28 triliun. Start Today tercatat di Tokyo Stock Exchange dan saat ini dia menguasai 38% saham perusahaan itu.

Maezawa juga mantan anak band punk dan memulai karir bisnisnya dengan menjual CD serta rekaman band-band favoritnya lewat pos. Dia dikenal memiliki ketertarikan terhadap seni dan merupakan seorang kolektor.

Lihat postingan ini di Instagram

If Pablo Picasso had been able to see the moon up-close, what kind of paintings would he have drawn? If John Lennon could have seen the curvature of the Earth, what kind of songs would he have written? If they had gone to space, how would the world have looked today? People are creative and have a great imagination. We all have the ability to dream dreams that have never been dreamt, to sing songs that have never been sung, to paint that which has never been seen before. I hope that this project will inspire the dreamer within all of us. Together with Earth's top artists, I will be heading to the moon... just a little earlier than everyone else. I am truly blessed by this opportunity to become Host Curator of “#dearMoon”. I would like to thank Elon Musk and SpaceX for creating the opportunity to go around the moon in their BFR. I would also like to thank all those who have continuously supported me. I vouch to make this project a success. Stay tuned!

Sebuah kiriman dibagikan oleh Yusaku Maezawa (@yusaku2020) pada

Melalui akun Instagram dan blog resminya, Maezawa mengungkapkan dirinya akan mengajak sejumlah artis dalam perjalanannya ke bulan. Dalam proyek bertajuk #dearMoon itu, para artis yang ikut diharapkan terinspirasi dengan perjalanan itu dan nantinya menciptakan karya masing-masing setibanya di Bumi. 

Reuters melansir sebenarnya BFR masih belum dibangun. Namun, Musk ingin roket tersebut siap untuk berangkat dalam perjalanan tanpa pilot ke Mars pada 2022 dan dengan kru pada 2024.
 
Tetapi, tidak disebutkan dengan pasti kapan Maezawa akan berangkat dan bagaimana dia membayar ongkos perjalanan ini.
 
SpaceX telah menjadi perhatian dengan roket Falcon 9-nya, yang relatif murah dan bisa digunakan kembali. Setidaknya sudah ada 50 peluncuran Falcon yang sukses dilakukan dan membantu perusahaan itu menjalin kontrak miliaran dolar AS, termasuk dengan NASA dan Departemen Pertahanan AS.

Dalam proyek perjalanan komersial ke luar angkasa, SpaceX bersaing dengan Blue Origin yang digawangi Jeff Bezos dari Amazon.com dan Virgin Galactic milik Richard Branson. 

Bahkan, Virgin Galactic telah memiliki daftar calon penumpang yang di antaranya berisikan nama Leonardo diCaprio dan Justin Bieber. Penerbangan selama 90 menit dibanderol dengan biaya US$250.000. 

Adapun Blue Origin diperkirakan menetapkan harga US$200.000-US$300.000. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters, Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper