Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gratifikasi Jambi: KPK Periksa Gubernur Nonaktif Zumi Zola

Gubernur nonaktif Zumi Zola akan menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus tindak pidana korupsi menerima gratifikasi atas proyek-proyek di dinas PUPR di Provinsi Jambi tahun 2014-2017.
Tersangka kasus dugaan suap pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Jambi tahun 2018 Zumi Zola mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (9/4/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Tersangka kasus dugaan suap pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Jambi tahun 2018 Zumi Zola mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (9/4/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur nonaktif Zumi Zola akan menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus tindak pidana korupsi menerima gratifikasi atas proyek-proyek di dinas PUPR di Provinsi Jambi tahun 2014-2017.

Zumi Zola diperiksa untuk tersangka ARN selaku Kabid Binamarga Dinas PUPR Provinsi Jambi serta sebagai Pejabat Pembuat Komitmen merangkap Plt Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi.

"Diagendakan pemeriksaan terhadap Zumi Zola Zulkifli, Gubernur Provinsi Jambi periode 2016-2021, untuk kasus tindak pidana korupsi (tipikor) menerima gratifikasi terkait dengan proyek-proyek di dinas PUPR di Provinsi Jambi tahun 2014-2017 dengan tersangka ARN," papar Juru Bicara KPK Febri Diansyah dalam keterangan resminya, Rabu (11/7/2018).

Satu hari sebelumnya, KPK kembali menetapkan Gubernur Jambi non-aktif Zumi Zola sebagai tersangka.

Zumi Zola selaku Gubernur Jambi periode 2016 – 2021 diduga memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud untuk mendapatkan pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2017 dan 2018.

"Tersangka ZZ selaku Gubernur Jambi periode 2016 – 2021 diduga memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud untuk mendapatkan pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2017 dan 2018," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan di KPK, Selasa (10/7/2018).

Atas perbuatannya, ZZ disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana

Sebelumnya, KPK juga telah menetapkan ZZ sebagai tersangka bersama-sama dengan ARN selaku Kabid Binamarga Dinas PUPR Provinsi Jambi serta sebagai Pejabat Pembuat Komitmen merangkap Plt Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi.

Keduanya diduga menerima hadiah atau janji terkait proyek-proyek di Provinsi Jambi dan penerimaan lainnya dalam kurun jabatannya sebagai Gubernur Jambi periode 2016 – 2021.

Selain itu, tersangka ARN selaku Kabid Binamarga Dinas PUPR Provinsi Jambi serta sebagai Pejabat Pembuat Komitmen merangkap Plt Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi diduga menerima hadiah atau janji terkait proyek-proyek di Dinas PUPR Provinsi Jambi tahun 2014 – 2017 dan penerimaan lainnya.

Keduanya disangkakan melanggar Pasal 12 B atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper