Bisnis.com, JAKARTA - Stephen Langitan, Solo Rider Adventure Jakarta-London 30.000 km memulai perjalanannya sejak 25 Maret 2018 dari Jakarta dan rencananya akan berakhir di London pada saat perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2018.
Ia akan mengikuti upacara peringatan HUT RI di KBRI London, kini sudah memasuki wilayah Yunani dari Turki.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Athena, Kristina Natalia di London, Sabtu (7/7/2018), mengatakan Yunani merupakan Negara Eropa pertama yang dilalui sebelum tiba di tujuan akhir di London.
Cuaca hujan yang terus-menerus menjadikan Stephen Langitan baru tiba di Athena pada 29 Juni 2018 disambut Duta Besar RI dan Staf KBRI Athena.
Dubes menyatakan kekagumannya atas tekad dan keberanian Langitan dalam melakukan perjalanan yang cukup jauh bahkan dengan pesawat sekalipun. Ketibaan Langitan di Athena tepat menunjukkan odometer pada 19.900 km, tanggal 5 Juli 2018.
Duta Besar RI melepas keberangkatan Langitan menuju London melalui Roma, setelah sebelumnya kendaraan Kawasaki Versys-X plat nomor B-3737 UNM, plat nomor daerah Jakarta Utara tersebut diinapkan dulu di Dealer Kawasaki TeoMotor Athena, untuk memastikan kondisi kendaraan aman dan tidak terdapat masalah untuk melanjutkan perjalanan.
Perjalanan Langitan membawa misi persaudaraan, perdamaian, dan juga pesan keselamatan berkendaraan sekaligus mengikuti perayaan HUT kemerdekaan RI di London, Inggris.
Perjalanannya Jakarta-London 30.000 km merupakan salah satu bentuk pengenalan Indonesia kepada masyarakat di negara yang dilewati.
Perjalanan yang disebut dengan perjalanan "Bendera Merah Putih" adalah bentuk dukungan dalam melakukan promosi Indonesia ke seluruh dunia.
Untuk itu, selama perjalanan, Langitan berusaha menghindari jalan utama maupun jalan tol, dan memilih melalui jalan-jalan perkampungan untuk berinterkasi dengan masyarakat dan memperkenalkan Indonesia.
Di antara kesulitan yang dihadapi selama perjalanan, kesulitan terbesar adalah menghadapi gelombang panas di Pakistan yaitu sekitar 48 derajat Celsius, dan pernah terjatuh di Pakistan karena pusing kekurangan oksigen di perbatasan gunung Afghanistan.
Hal tersulit lainnya adalah saat badai pasir di Iran, selama kejadian itu ia menyetir dengan kecepatan penuh sejauh 400 km menghindari terkubur di bawah pasir.
Pesan dari perjalalanan Langitan adalah bahwa "Apapun rintangan yang kita hadapi di depan dapat kita atasi, asal dilakukan dengan keteguhan hati dan niat yang baik", demikian Langitan sebelum melanjutkan perjalanannya menuju Roma.