Bisnis.com, JAKARTA - Tensi politik di tubuh partai koalisi pemerintah mulai memanas setelah dipicu oleh parnyataan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang menyebut Presiden Jokowi mendukung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2018.
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menanggapi pernyataan Airlangga dengan menyebut bahwa pernyataan Airlanggamengarah pada adu domba antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi.
"Dalam pembicaraan dengan kami pada waktu itu, Jokowi menjelaskan dia kecewa karena Khofifah meninggalkan jabatan menteri sosial sebelum berakhir masa jabatan, dan secara tegas Jokowi menyatakan tidak pernah ada instruksi mendukung Khofifah," ujar Basarah dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (26/6/2018).
Basarah juga menepis pernyataan Airlangga yang menyebut alasan Jokowi mendukung Khofifah karena telah mendukung dirinya dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilres) 2014.
Dia mengatakan bahwa pernyataan tersebut sama saja dengan menafikan keberadaan PDIP sebagai partai utama pengusung Jokowi.
"Harusnya, jika Airlangga Hartarto loyal pada Jokowi dia harus menjaga suasana kondusif dan menjaga kekompakan antar partai pendukung Jokowi terutama dengan Mega sebagai Ketua Umum PDIP tempat Jokowi dibesarkan," ujarnya.
Baca Juga
Basarah yakin Jokowi sampai saat ini sangat menghormati Bung Karno, Megawati dan Guntur Soekarno yang merupakan ayahnya Puti. Jadi tidak mungkin Jokowi tidak mendukung Puti dalam Pilgub Jatim.
"Pada waktu Puti belum diputuskan sebagai Cawagub Jawa Timur, mungkin saja Jokowi tidak mendukung Gus Ipul dan Azwar Anas,” katanya.
Oleh karena itu, seharusnya Airlangga meminta penjelasan ulang kepada Jokowi tentang siapa sebenarnya yang didukung Jokowi.