Trah Darah Biru Vs Rakyat Biasa
Bergabungnya Puti mendampingi Gus Ipul membuat mata publik tertuju kepada pasangan santri-nasionalis tersebut. Maklum, kehadiran cucu mendiang presiden pertama Ir. Soekarno itu memunculkan beragam spekulasi. Alasannya, Puti selama ini memiliki basis pemilih sebagai Anggota DPR di Jawa Barat, daerah kelahirannya.
Akan tetapi, tentu PDIP punya perhitungan tersendiri dengan mengutus Puti ke Jatim sebagi tempat kelahiran Bung Karno. Ikatan primordial trah Soekarno menjadi salah satu alasan bagi PDIP untuk merebut suara pemilih dengan kekuatan suara di DPRD 58 kursi gabungan dari kursi PDIP, PKB, Gerindra, dan PKS.
Tentu bukan Puti saja yang punya trah kuat di Jawa Timur karena Gus Ipul juga merupakan ponakan dari mendiang Presiden Gus Dur yang tidak kalah kuat pengaruhnya terutama di kalangan santri.
Lain lagi halnya dengan Khofifah dan Emil yang oleh sebagian kalangan disebut sebagai “rakyat biasa”.
Meski bukan dari trah biru, Khofifah bukanlah pemain baru di Jawa Timur karena Ketua Umum Muslimat NU itu pernah dua kali ikut Pilgub di provinsi daerah asalnya tersebut.
Artinya, pertarungan kali ini akan menjadi upaya Khofifah untuk menebus kekalahan masa lalunya yang tidak begitu jauh dari pasangan Soekarwo-Gus Ipul saat itu.
Meski Khofifah dan Emil bukan berasal dari keluarga “darah biru” sebagaimana lawannya, keragaman jabatannya mulai dari Menteri Peranan Wanita di era pemerintahan Presiden Gus Dur hingga Mentri Sosial menjadi salah satu modal utamanya untuk mendulang suara.
Posisi itu menunjukkan interaksinya dengan masa pemilih cukup tinggi, terutama di kalangan pemilih wanita.
Sedangkan faktor Emil sebagai bupati Tenggalek memberikan bonus elektoral yang signifikan bagi Khofifah. Tidak heran pula kalau sejumlah survey akhir-akhir ini memenangkan pasangan tersebut sebagai bukti mereka mampu meraih suara dari kalangan pemilih Mataraman.
Sebagai catatan, pasangan tersebut memiliki kekuatan 42 kursi di DPRD Jawa Timur dari parpol pendukung Demokrat, Golkar, PAN, PKS, PPP, Nasdem, dan Hanura.