Bisnis.com, TOKYO - Wakil Presiden Jusuf Kalla di Tokyo, Senin (11/6/2018), mengatakan Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) karena pengalamanya terlibat dalam penjagaan perdamaian di sejumlah negara melalui Kontingen Garuda.
"Yang penting, juga benar, bahwa negara lain melihat pengalaman Indonesia dan juga sumbangannya dalam perdamaian. Sejak 1950-an, Indonesia selalu mengirim 'peacekeeping force' apakah itu di Timur Tengah, dahulu di Semenanjung Sinai, kemudian Kongo di Afrika, di Bosnia juga, di mana-mana pasukan Indonesia ikut serta," kata Jusuf Kalla di Tokyo, Senin (10/6/2018).
Kontingen Garuda, yang turut serta dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di negara-negara berkonflik menjadi salah satu nilai lebih terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk keempat kalinya.
Menurut Wapres Kalla, tidak banyak negara lain yang memiliki pasukan khusus untuk memperkuat pasukan penjaga perdamaian PBB.
"Tidak banyak negara yang mempunyai fasilitas latihan khusus untuk pasukan keamanan itu. Jadi, kalau dilihat kenapa kita berhasil? Ya, karena kerja keras teman-teman di Kementerian Luar Negeri dan juga tentu karena lobi dari kita semua," tambahnya.
Pada Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (8/6), Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019 sampai dengan 2020 bersama empat negara lainnya, yakni Jerman, Afrika Selatan, Belgia, dan Republik Dominika.
Baca Juga
Terpilihnya Indonesia tersebut diperoleh melalui pemungutan suara dari perwakilan negara-negara. Tercatat 144 suara dari 190 negara anggota PBB memberikan suaranya untuk Indonesia.
"Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB mewakili kawasan Asia-Pasifik menggantikan Kazakhstan yang masa keanggotaannya akan berakhir di akhir 2018," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di New York, Jumat (8/6/2018).
Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi anggota tidak tetap DK PBB pada periode 1973 sampai dengan 1974, 1995 sampai dengan 1996, dan 2007 sampai dengan 2008.
Kampanye Indonesia untuk DK PBB telah dimulai sejak peluncurannya pada tahun 2016 di New York dan selalu mengusung prioritas Indonesia untuk menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas global, memastikan sinergi antara melanggengkan perdamaian dan agenda pembangunan berkelanjutan, serta memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.