Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kembali Jadi Anggota DK PBB, Indonesia Ingin Fokus Perdamaian Dunia

Indonesia akan fokus pada masalah perdamaian dunia pascaterpilih kembali menjadi anggota Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/6/22018).
Anggota Dewan Keamanan PBB saat melakukan pemungutan suara untuk gencatan senjat terhadap aksi pengeboman di Timur Ghouta, Siria.  Sidang digelar Sabtu (24/2/2018) di markas PBB New York, AS. Reuters/Eduardo Munoz
Anggota Dewan Keamanan PBB saat melakukan pemungutan suara untuk gencatan senjat terhadap aksi pengeboman di Timur Ghouta, Siria. Sidang digelar Sabtu (24/2/2018) di markas PBB New York, AS. Reuters/Eduardo Munoz

Bisnis.com, TOKYO—Indonesia akan fokus pada masalah perdamaian dunia pascaterpilih kembali menjadi anggota Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/6/22018).

Hal itu dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela-sela lawatananya ke Tokyo, Jepang untuk menghadiri The 24th International Conference on The Future of Asia.

“Ya fokusnya tentu perdamaian dunia. Seperti di Asia ini kan Korea, mudah-mudahan pertemuan antara Korea Utara dan Korea Selatan berhasil, berarti satu soal selesai. Upaya kita di Afghanistan kita harapkan juga bisa berjalan dengan baik. Di Rohingya itu juga masalah yang dibicarakan di PBB. Namanya saja Dewan Keamanan, bagaimana memberi kedamaian dan perdamaian di dunia,” katanya, Senin (11/6/2018).

“Jadi, atensi Indonesia seperti itu, menjaga stabilitas dan keamanan daripada negara lain,” tegasnya.

Di sisi lain, kata dia, Indonesia pun ingin menjadi penyeimbang karena masalah selama ini adalah dominasi lima negara anggota tetap Dewan Kemanan PBB yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan China.

Indonesia menurut Wapres JK ingin menjadi bagian dari upaya banyak negara untuk mereformasi PBB. Salah satu agenda reformasi PBB adalah menghilangkan diskriminasi.

“Sehingga hak veto 5 negara itu dihilangkan, itu bukan saja upaya Indonesia tapi upaya bersama untuk me-reform PBB,” ujarnya.

Menyeimbangkan kepentingan lima negara tersebut menurut JK adalah suatu masalah yang disoroti Indonesia dalam organisasi terbesar dunia tersebut. Dia mencontohkan, saat membela perdamaian Palestina, Amerika Serikat selalu turun tangan membela karibnya, Israel.

Pun demikian ketika berbicara tentang negara-negara yang pro-Rusia, negeri Beruang Merah itu siap memveto.

“Jadi kalau terjadi maka upaya Dewan Keamanan PBB akan banyak diveto oleh orang apabila ada masalah-masalah krusial. Oleh karena itu Indonesia menginginkan jangan terjadi diskriminasi di antara negara-negara seperti itu,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper