Bisnis.com, TOKYO—Indonesia akan fokus pada masalah perdamaian dunia pascaterpilih kembali menjadi anggota Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/6/22018).
Hal itu dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela-sela lawatananya ke Tokyo, Jepang untuk menghadiri The 24th International Conference on The Future of Asia.
“Ya fokusnya tentu perdamaian dunia. Seperti di Asia ini kan Korea, mudah-mudahan pertemuan antara Korea Utara dan Korea Selatan berhasil, berarti satu soal selesai. Upaya kita di Afghanistan kita harapkan juga bisa berjalan dengan baik. Di Rohingya itu juga masalah yang dibicarakan di PBB. Namanya saja Dewan Keamanan, bagaimana memberi kedamaian dan perdamaian di dunia,” katanya, Senin (11/6/2018).
“Jadi, atensi Indonesia seperti itu, menjaga stabilitas dan keamanan daripada negara lain,” tegasnya.
Di sisi lain, kata dia, Indonesia pun ingin menjadi penyeimbang karena masalah selama ini adalah dominasi lima negara anggota tetap Dewan Kemanan PBB yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan China.
Indonesia menurut Wapres JK ingin menjadi bagian dari upaya banyak negara untuk mereformasi PBB. Salah satu agenda reformasi PBB adalah menghilangkan diskriminasi.
“Sehingga hak veto 5 negara itu dihilangkan, itu bukan saja upaya Indonesia tapi upaya bersama untuk me-reform PBB,” ujarnya.
Menyeimbangkan kepentingan lima negara tersebut menurut JK adalah suatu masalah yang disoroti Indonesia dalam organisasi terbesar dunia tersebut. Dia mencontohkan, saat membela perdamaian Palestina, Amerika Serikat selalu turun tangan membela karibnya, Israel.
Pun demikian ketika berbicara tentang negara-negara yang pro-Rusia, negeri Beruang Merah itu siap memveto.
“Jadi kalau terjadi maka upaya Dewan Keamanan PBB akan banyak diveto oleh orang apabila ada masalah-masalah krusial. Oleh karena itu Indonesia menginginkan jangan terjadi diskriminasi di antara negara-negara seperti itu,” imbuhnya.