Bisnis.com, JAKARTA – Euforia tatap muka bersejarah antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menjalar bahkan sebelum keduanya mendarat di Singapura.
Ribuan penduduk lokal menumpuk di sebuah pusat perbelanjaan untuk berswafoto dengan imitator Trump dan Kim Jong-un selama akhir pekan. Restoran-restoran lokal pun bersaing untuk menyajikan hidangan-hidangan bertemakan pertemuan mereka.
Gerombolan keluarga dan turis lokal berbaris di jalan-jalan berharap dapat melihat meski sekilas sosok diktator Korea Utara tersebut.
Bahkan puluhan pesawat pengintai berbondong-bondong terbang ke Pantai Changi dekat lokasi bandara, berharap dapat melihat pesawat pribadi Kim Jong-un dan Donald Trump mendarat pada hari Minggu, menurut media lokal.
Belum lagi anak-anak muda yang rela berdesak-desakan dengan kru TV demi melihat Kim Jong-un ketika ia meninggalkan hotel mewah St Regis pada Minggu malam untuk bertemu dengan perdana menteri Singapura.
Atmosfer yang terlihat hampir seperti halnya sebuah perayaan, seolah-olah mereka sedang menantikan seorang bintang rock alih-alih pemimpin Korea Utara yang kontroversial dengan persenjataan nuklirnya.
Sekelompok gadis remaja bernyanyi mengelu-elukan nama Kim Jong-un ketika mereka berjalan melewati ratusan wartawan yang telah berkemah di bawah kelembaban sepanjang sore hari pada hari Minggu.
“Ini adalah hal yang baik. Ini bisa membawa kedamaian bagi dunia. Ini menunjukkan bahwa Singapura adalah fasilitator yang baik. Keamanannya memberi kami [Singapura] citra yang baik,” ujar Chok Wah Keong, seorang insinyur lokal, kepada The Australian Financial Review, Senin (11/6/2018).
Tapi ternyata, tidak semua warga menyambut kedatangan pemimpin Korut bertubuh gempal tersebut dengan positif.
“Mengapa kalian mendukung pria ini?” teriak pasangan tua kepada staf keamanan, karena frustrasi tidak dapat menyeberang jalan di dekat hotel Kim Jong-un dan rombongannya beristirahat.
Pengemudi taksi di Singapura pun tampaknya terpecah dalam dua kubu, yakni mereka yang menggerutu tentang kemacetan lalu lintas dan mereka yang jelas menikmati seluruh peristiwa ini.
Baik Kim Jong-un dan Trump telah tiba di Singapura pada Minggu (10/6/2018) malam waktu setempat, dalam rangka memenuhi tatap muka pertama mereka pada Selasa (12/6/2018).
Pihak Gedung Putih pekan lalu menjelaskan mengapa Singapura diberi kehormatan menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah kedua pemimpin tersebut.
“Singapura dipilih karena bersedia mengadakannya, dan karena memiliki hubungan diplomatik baik dengan AS dan Korea Utara. Singapura adalah satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan dengan kedua negara,” ungkap seorang pejabat Gedung Putih kepada CNBC.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders sebelumnya telah menyatakan bahwa pertemuan tingkat tinggi (KTT) kedua pemimpin yang pernah beradu retorika tersebut akan berlangsung di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, pada Selasa, 12 Juni 2018, pukul 9 pagi waktu setempat.