Bisnis.com, JAKARTA - Turki dan Israel saling usir duta besar menyusul memanasnya hubungan kedua negara setelah pasukan keamanan Israel membunuh sedikitnya 60 warga Palestina dalam satu aksi protes di perbatasan Gaza.
Aksi pembantaian itu terjadi selama sehari saat terjadi saat AS melakukan pembukaan kedutaan besar di Yerusalem.
Kementerian Luar Negeri memerintahkan Duta Besar Israeli, Eitan Naeh untuk meninggalkan negara itu. Dia diminta untuk berkonsultasi dengan pemerintahnya untuk waktu yang belum ditentukan sebagaimana dikutip situs berita Haarez.com, Rabu (16/5/2018).
Sebagai balasannya, Israel memerintahkan Konsul Turki di Yerusalem, Husnu Gurcan Turkoglu untuk pulang ke negaranya, sedangkan Duta Besar Turki di Tel Aviv telah dipanggil pulang sebelumnya sebagimana juga yang dilakukan terhadap Amerika Serikat.
Turki menjadi salah satu pengecam paling lantang atas tanggapan Israel terhadap unjuk rasa Gaza dan pemindahan kedutaan Amerika Serikat. Negara itu juga menyerukan pertemuan darurat negara Islam pada Jumat mendatang.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menyebut pertumpahan darah pada Senin (14/5/2018) sebagai yang paling mematikan bagi warga Palestina sejak perang Gaza pada 2014. Erdogan menyebut Israel negara teroris. Untuk itu, pemerintahannya menyatakan tiga hari berkabung.
Baca Juga
Juru bicara pemerintah, Bekir Bozdag, mengatakan kepada parlemen, Turki menganggap Amerika Serikat sama-sama bertanggung jawab atas kekerasan di Gaza.
"Darah orang-orang Palestina yang tidak bersalah ada di tangan Amerika Serikat," katanya dan Amerika Serikat adalah bagian dari masalah, bukan solusi," ujarnya.