Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kronologi Ledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Frans Barung Mangera menegaskan, bahwa ledakan bom motor terjadi di depan pintu masuk halaman Mapolrestabes Surabaya.
Ledakan bom di Mapolresta Surabaya, Senin (14/5)./Istimewa
Ledakan bom di Mapolresta Surabaya, Senin (14/5)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Frans Barung Mangera menegaskan, bahwa ledakan bom motor terjadi di depan pintu masuk halaman Mapolrestabes Surabaya.

Tepatnya, di dekat palang masuk Mapolrestabes Surabaya yang dijaga polisi. Bom tersebut meledak pada pukul 08.50 WIB.

Frans menjelaskan, sebelum ledakan terjadi, ada satu unit mobil memasuki halaman Mapolrestabes Surabaya melalui palang pintu masuk. Di belakang mobil, ada sepeda motor yang dikendarai seorang pria.

Pengemudi motor itu membonceng seorang wanita, dan saat motor itu berada di dekat palang pintu masuk terjadi ledakan. Akibat ledakan itu, seorang polisi yang menjaga di depan pintu masuk Mapolrestabes Surabaya tewas, juga seorang warga.

Sebelum ledakan bom di halaman Mapolrestabes Surabaya ini, terjadi ledakan bom di 3 gereja pada Minggu (13/5/2018).

Minggu pagi, secara susul-menyusul terjadi ledakan bom di tiga gereja, yaitu GKI Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela, dan Gereja Pantekosta. Akibat tiga ledakan ini, 13 orang meninggal, termasuk pelaku dan jemaah gereja, serta puluhan orang lain terluka.

Tiga ledakan bom Surabaya tersebut diketahui dilakukan satu keluarga yang diduga merupakan jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Mereka diketahui menggunakan jenis bom yang berbeda dalam aksinya.

"Semua adalah serangan bom bunuh diri. Cuma jenis bomnya berbeda," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Setelah ledakan di Gereja Santa Maria. Bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno pukul 07.15 WIB. Lalu bom meledak di gereja GKI di Jalan Diponegoro pada pukul 07.53 WIB.

Tito menjelaskan, serangan bom di Gereja Pantekosta dilakukan seorang pria yang bernama Dita Upriyanto. Ia menggunakan bom mobil.

"Itu menggunakan bom diletakkan dalam kendaraan setelah itu ditabrak. Ini ledakan yang terbesar dari ketiga ledakan itu," ujarnya.

Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar isteri dan dua anak perempuannya di Gereja GKI Jalan Diponegoro.

Adapun di GKI Diponegoro, Tito mengatakan bom yang digunakan adalah bom yang diletakkan di pinggang.

"Namanya bom pinggang. Ciri-ciri sangat khas, yang rusak bagian perutnya saja," ucapnya.

Serangan bom di GKI Diponegoro diduga dilakukan istri dan dua anak perempuan Dita, yaitu Puji Kuswati serta FS (12 tahun) dan VR (9 tahun).

Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela, pengeboman dilakukan dua anak laki-laki Dita, yaitu Yusuf Fadil (18 tahun) dan FH (16 tahun). Tito mengatakan polisi belum mengetahui jenis bom yang digunakan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper