Kabar24.com, JAKARTA – Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Haruhiko Kuroda menyatakan bank sentral dapat memperdebatkan kondisi untuk keluar dari kebijakan moneter ultra longgar. Namun, pembicaraan mengenai hal tersebut hanya dapat dilakukan setelah laju inflasi menunjukkan kemajuan mendekati target BOJ di level 2%.
Adapun, Kuroda masih menghindar untuk memberikan petunjuk mengenai waktu maupun cara mengakhiri stimulus BOJ. Dia menekankan, sekarang masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu karena tingkat inflasi masih berada jauh dari target bank sentral.
“Ketika kemungkinan untuk mencapai target harga yang ditentukan meningkat, kondisi untuk keluar [dari stimulus longgar] dapat dibicarakan,” katanya di dalam seminar, seperti dikutip Reuters, Kamis (10/5/2018).
Dia melanjutkan, ketika inflasi sudah meningkat, Dewan Pembuat Kebijakan BOJ dapat mendiskusikan kondisi untuk keluar dari stimulus lonngar. Hal itu disampaikan Kuroda sambil memberikan sinyal yang kuat tentang adanya kesempatan awal yang diberikan untuk perdebatan mengakhiri kebijakan-krisis bank sentral.
Sementara itu, ulasan BOJ terkait suku bunga pada April memperlihatkan bahwa bank sentral sedang bekerja mempersiapkan pasar untuk menghadapi penarikan stimulus di masa depan. Para pembuat kebijakan telah memberikan lebih banyak pengawasan terkait peningkatan harga karena pemberian stimulus longgar sudah berjalan terlalu lama.
Di dalam pidato yang disampaikan Kuroda di dalam seminar pada Kamis (10/5/2018), dia menunjukkan beberapa risiko yang dapat menghambat pencapaian target harga, salah satunya adalah kenaikan inflasi bisa jadi tidak meningkat dengan lancar.
Dengan perekonomian yang semakin membaik dan pasar pekerja yang menguat, kunci untuk mencapai target inflasi 2% adalah dengan mengubah persepsi masyarakat bahwa harga tidak akan naik terlalu tinggi, tambahnya.
“Jika ada ketidakpastian yang kuat mengenai pertumbuhan masa depan, perusahaan akan ragu-ragu untuk menaikkan upah,” kata Kuroda.
Oleh karena itu, dia menekankan, bank sentral harus ingat bahwa langkah-langkah ini akan memakan waktu, sebelum kenaikan sebenarnya di dalam tingkat harga dapat mendorong ekspektasi inflasi.