Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diracun Zat Saraf, Kondisi Mantan Mata-mata Rusia Membaik

Bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal sudah tidak lagi berada dalam keadaan bahaya dan kesehatannya membaik dengan cepat lebih dari satu bulan sejak ia diracun dengan zat saraf, kata rumah sakit Inggris tempatnya dirawat, Jumat (6/4/2018).
Polisi berdiri di depan pub Mill setelah inspektur dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) tiba untuk mulai bekerja di tempat serangan agen saraf pada mantan agen Rusia Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris 21 Maret 2018./Reuters
Polisi berdiri di depan pub Mill setelah inspektur dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) tiba untuk mulai bekerja di tempat serangan agen saraf pada mantan agen Rusia Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris 21 Maret 2018./Reuters

Kabar24.com, LONDON - Bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal sudah tidak lagi berada dalam keadaan bahaya dan kesehatannya membaik dengan cepat lebih dari satu bulan sejak ia diracun dengan zat saraf, kata rumah sakit Inggris tempatnya dirawat, Jumat (6/4/2018).

Sergei Skripal, 66, dan putrinya, Yulia, ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di bangku di kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret.

Inggris mengatakan ayah dan anak itu diracun menggunakan zat saraf kategori militer, yang pertama kali dikembangkan Uni Soviet.

Rusia membantah memiliki keterlibatan apa pun dengan penggunaan racun pertama semacam itu di wilayah Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

"Tubuhnya bereaksi dengan baik terhadap perawatan. Kesehatannya meningkat banyak dan sudah tidak kritis lagi," kata Christine Blanshard, Direktur Medis Rumah Sakit Distrik Salisbury, dalam pernyataan.

Blanshard mengatakan ia memberikan keterangan terbaru sebagai tanggapan atas "pemberitaan media yang berapi-api kemarin."

Pada Kamis (5/4/2018), televisi negara Rusia melaporkan bahwa Yulia telah menelepon sepupunya dan mengatakan bahwa ia dan ayahnya sedang berada dalam pemulihan dan ia berharap bisa segera keluar dari rumah sakit.

Inggris mengatakan Rusia bersalah dalam serangan itu sementara Moskow membantah memiliki keterlibatan apa pun. Kejadian itu membuat hubungan diplomatik berantakan. Rusia dan negara Barat saling mengusir diplomat.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper