Bisnis.com, SUMBAWA -- Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) berencana menaikkan kembali pamor komoditas kedelai yang sempat tergantikan oleh jagung.
Kepala Dinas Pertanian Sumbawa Tarunawan mengatakan sebelum tergantikan oleh jagung yang menawarkan harga jual yang lebih baik, Sumbawa merupakan daerah penghasil kedelai.
"Sekitar 2000-an, kita bisa ekspor ke luar seperti Hongkong dan negara-negara lain. Tetapi, dengan masuknya jagung, sekarang jadi tergantikan. Kami sedang coba lagi dengan model tanam relay planting," ujarnya saat ditemui di kantornya di Sumbawa Besar, Senin (19/3/2018).
Menurut Tarunawan, pihaknya akan mulai menggenjot produksi kedelai dengan memanfaatkan areal lahan kering seluas 258.000 hektare (ha). Dari total lahan tersebut, baru separuhnya atau sekitar 125.000 ha yang telah dimanfaatkan sebagai areal tanam.
Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam menggarap komoditas kedelai adalah masalah pasar serta ketidakpastian harga. Belum adanya tindakan tegas dari pemerintah pusat dalam mengatur harga membuat petani kerap merugi.
"Petani siap memproduksi kedelai, tapi dijamin enggak pemerintah beli? Sekarang kan dibeli swasta, tidak ada harga yang diatur maka seenaknya. Kadang beli Rp3.000-Rp4.000 per kilogram (kg). Meskipun ada SK [Surat Keputusan] Menteri Perdagangan, harga Rp8.500 per kg, tapi enggak ada dampaknya," paparnya.
Pihaknya meminta agar Bulog bisa menyiapkan pasar untuk menyerap hasil komoditas kedelai yang diproduksi petani dan juga mengatur kestabilan harga agar petani tidak merugi.
"Harapannya kan Bulog yang beli, Bulog sampai hari ini enggak jalan. Kalau jalan kan enak, kami bisa sarankan petani untuk tanam," tambah Tarunawan.