Kabar24.com, WONOSOBO – Calon Gubernur nomor Jawa Tengah nomor urut 2 Sudirman Said ingin memperbaiki berbagai problematika di dunia pendidikan di Jateng, dari sisi kesejahteraan pendidikan, pendidikan akhlak atau budi pekerti hingga keterampilan.
“Ada dua hal yang akan kami perbaiki jika dipercaya memimpin Jateng, yakni pendidikan akhlak atau budi pekerti dan keterampilan, dan perhatian kepada guru-guru, guru agama, guru sekolah informal dan termasuk honorer,” katanya dalam keterangan pers Kamis (8/3/2018)
Menteri ESDM periode 2014-2016 ini lantas bercerita soal pengalamannya bertemu dengan guru honorer, dimana kesejahteraan guru honorer masih memprihatinkan.
“Saya pernah menemui seorang guru, saya tanya mengajar madrasah mana, kok ndak masuk? Ternyata dia masuk siang, lantas dia bercerita, honornya hanya Rp 10.000 per hari, kalau tidak masuk ya tidak dapat honor,”jelas pria yang akrab disapa Pak Dirman ini.
Pak Dirman mengatakan bahwa kondisi tersebut masih banyak terjadi di Jateng. Sehingga dirinya akan mencoba menyelesaikan problematika kesejahteraan guru honorer.
“Bayangkan, masa depan seseorang dipertaruhkan dengan biaya Rp10.000 per hari, ini perlu dibereskan, diperhatikan, karena mereka juga para pendidik yang mencerdaskan kehidupan berbangsa,”ungkapnya.
Baca Juga
Menurut dia, guru adalah ujung tombak dari pendidikan dan berlangsungnya roda pembelajaran. Jika tingkat kesejahteraan guru rendah, menurutnya akan berimbas pada tak maskimalnya kualitas pendidikan.
Secara khusus, Pak Dirman menyebut bahwa pembangunan manusia harus diatas dari prioritas pembangunan sektor lainnya. “Saya lebih memilih membangun manusia terlebih dahulu dan kita akan tata ulang APBD, infrastruktur penting, tapi manusia harus kita bangun,” tegasnya.
Pembangunan manusia melalui pendidikan, kata Pak Dirman, akan membentuk karakter siswa yang memiliki budi pekerti yang baik. Hal itu sekaligus menghindari hal-hal yang kurang baik dalam dunia pendidikan di Jateng.
“Jika pembangunan manusia ini berjalan baik, maka tidak ada lagi masalah-masalah dalam dunia pendidikan, seperti siswa membully atau menganiaya gurunya, dan berbagai persoalan pendidikanlain yang akhir-akhir ini mencuat,”jelasnya.
Dari sisi keterampilan, salah satu strategi yang disampaikan, kata Pak Dirman, adalah mendorong berdirinya sekolah-sekolah vokasi di Jateng.
“Di 22 janji kerja saya dan Mbak Ida, kami mendorong sekolah vokasional yang memprioritaskan dan menghasilkan produksi lokal, jika ini terjadi dan terlaksana, maka dalam waktu 5 tahun terjadi perubahan skill set di dunia pendidikan kita,”pungkasnya.