Kabar24.com, SEOUL - Salah satu pemimpin umat senior Katolik Roma Korea Selatan (Korsel) mengajukan permintaan maaf kepada publik pada Rabu (28/2/2018) setelah seorang perempuan anggota paroki mengadu bahwa seorang pastor senior telah mencoba untuk memperkosanya, seiring meningkatnya kritik.
Gerakan global antipelecehan, #MeToo, berlangsung perlahan di Korea Selatan, tempat diskusi tentang pelecehan seksual telah lama menjadi hal tabu, dan kesetaraan gender berada pada peringkat 118 di antara 144 negara menurut Forum Ekonomi Dunia tahun lalu.
Uskup Agung Kim Hee-joong adalah pejabat gereja paling senior yang memberikan pernyataan setelah keuskupan Suwon, 40 km (25 mil) selatan Ibu Kota Seoul, memberhentikan sementara seorang pastor pada pekan lalu atas tuduhan percobaan pemerkosaan selama misi keagamaan ke Sudan Selatan pada tahun 2011.
"Konferensi Keuskupan Katolik Korea menyampaikan permintaan maaf kepada korban dan keluarganya, serta mereka yang telah kita kecewakan atas kasus pelecehan seksual pastor," kata Kim, kepala badan tersebut, dalam sebuah konferensi pers.
Pastor tersebut tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar. Reuters tidak bisa memastikan rincian terkait korban.
Pekan lalu, perempuan tersebut mengatakan kepada ‘KBS News’ bahwa dia berharap gereja bisa berubah menjadi lebih baik dan masyarakat Korea Selatan dapat membangun lingkungan yang mendukung bagi korban untuk membicarakan pengalaman mereka tentang pelecehan seksual. Polisi belum mendakwa pastor terkait.
Baca Juga
Momentum perkembangan kampanye #MeToo telah melibatkan sejumlah tokoh Korea Selatan yang terkenal, termasuk para penghibur veteran dan aktor, yang mendorong Presiden Moon Jae-in untuk mendesak aparat penegak hukum untuk menyelidiki laporan pelecehan seksual.