Kabar24.com, JAKARTA—Demonstrasi di Iran telah berjalan selama satu mingu dari 28 Januari dan masih belum berakhir. Pemerintah setempat melaporkan 21 orang telah meninggal dunia akibat aksi tersebut.
Demonstrasi bermula di Masyhad, kota terbesar kedua Iran, Kamis (28/12). Awalnya demo tersebut mengecam harga-harga barang yang tinggi, ekonomi yang tidak kunjung membaik, hingga merebaknya kasus korupsi.
Padahal, ketika meneken kesepakatan nuklir pada 2015 untuk mencabut sanksi internasional dari PBB, Presiden Rouhani menjanjikan perbaikan ekonomi. Namun, faktanya tingkat penganggueran masih menembus angka 12,4%
Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Iran, Ali Shamkhani mengatakan, demo ini merupakan yang terburuk sejak 2009. Sekitar 450 orang ditahan di ibu kota Teheran dalam demo tiga hari terakhir.
"Pesan yang ditampilkan terkait situasi di Iran berasal dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Arab Saudi," ujar Shamkhani, Rabu (3/1/2017) seperti dikutip Bloomberg. .
Menteri Tenaga Kerja dan Urusan Sosial Iran Ali Rabei berjanji untuk mendengarkan tuntutan para pemrotes yang telah turun ke jalan dalam sepekan terakhir bahkan ketika media pemerintah mengatakan demonstrasi terus dilakukan untuk mendukung pemerintah.
"Kami semua bertanggung jawab dalam hal kejadian baru-baru ini. Pemerintah dan pihak berwenang akan mendengarkan tuntutan rakyat dan akan berusaha mewujudkannya," katanya.