Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Dinilai Perlu Nyatakan Tolak Klaim Trump Soal Yerusalem

Indonesia dinilai perlu membuat pernyataan yang menolak keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Warga Palestina membakar bendera Israel dan Amerika Serikat dalam sebuah demonstrasi terhadap niat Amerika Serikat memindahkan kedubes mereka ke Yerusalem dan mengenali Yerusalem sebagai ibukota Israel, di Kota Gaza, Rabu (6/12/2017). /Reuters
Warga Palestina membakar bendera Israel dan Amerika Serikat dalam sebuah demonstrasi terhadap niat Amerika Serikat memindahkan kedubes mereka ke Yerusalem dan mengenali Yerusalem sebagai ibukota Israel, di Kota Gaza, Rabu (6/12/2017). /Reuters

Kabar24.com, JAKARTA  - Indonesia dinilai perlu membuat pernyataan yang menolak keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Hal itu disampaikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) terkait sikap tegas yang harus ditunjukkan Pemerintah Indonesia.

Menurut KontraS, Pernyataan Indonesia tersebut bisa menjadi antitesis, tidak bisa Donald Trump sekonyong-konyong memutuskan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel karena itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, ujar pelaksana Desk Advokasi Internasional KontraS Fatia Maulidiyanti dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (10/12/2017).

Langkah lain yang bisa dilakukan Indonesia sebagai negara yang selama ini mendukung perdamaian atas konflik Israel-Palestina adalah menginisiasi sebuah pertemuan di PBB untuk secara khusus membahas isu yang telah menjadi sorotan internasional sejak Trump mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Rabu (6/12).

Komitmen politik AS itu diyakini akan berdampak besar terhadap konflik yang berlangsung sejak 50 tahun lalu dan mencemari komitmen AS sendiri saat pemerintahan Barack Obama menyatakan sikap tidak lagi memberikan veto untuk konflik Israel-Palestina.

"Dalam hal ini PBB juga harus segera mendesak Trump untuk mencabut pernyataannya terkait Yerusalem," tutur Fatia.

Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak terbagi serta menginginkan semua kedutaan asing ditempatkan di sana.

Di lain pihak, Palestina menginginkan Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina merdeka di masa depan. Kota itu direbut dalam perang pada 1967 dan kemudian diduduki Israel. Pencaplokan oleh Israel itu terus ditentang oleh dunia internasional.

Presiden RI Joko Widodo telah menyampaikan kecaman keras terhadap sikap Trump yang dinilai melanggar berbagai resolusi DK PBB dan AS menjadi anggota tetapnya. Sikap dinilai dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia.

Presiden Jokowi pun memastikan akan hadir pada Sidang Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang diselenggarakan di Istanbul, Turki pada 13 Desember untuk membahas pengakuan sepihak Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Menlu RI Retno Marsudi pada Minggu pagi telah bertolak menuju Amman, Yordania untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Palestina dan Menlu Yordania menyangkut isu tersebut dan menyampaikan dukungan penuh Indonesia kepada Palestina.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper