Kabar24.com, JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley, menuding organisasi internasional yang beranggotakan hampir seluruh negara di dunia tersebut telah merusak prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.
“PBB telah menjadi salah satu pusat permusuhan terdepan di dunia terhadap Israel,” tutur Haley, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/12/2017).
Haley menyampaikan pernyataannya dalam suatu pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB menyusul keputusan Presiden Donald Trump untuk memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem.
Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah Trump pada Rabu (6/12) waktu setempat mengumumkan secara resmi pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Langkah tersebut telah menarik kecaman dunia internasional serta memicu bentrokan di Tepi Barat. Israel melancarkan serangan udara dengan target di Jalur Gaza, setelah militan Palestina menembakkan roket ke wilayah Israel.
Dua pria Palestina dilaporkan tewas setelah tentara Israel menembaki kerumunan warga di Gaza dalam bentrokan yang terjadi sebelumnya pada hari Jumat (8/12).
Israel diketahui selalu menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya, sedangkan Palestina mengklaim Yerusalem Timur, yang diduduki Israel dalam perang tahun 1967, sebagai ibu kota negara masa depan Palestina.
“Keputusan tersebut mengakui yang sudah jelas, bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel,” tegas Haley. Dia menyatakan bahwa AS akan terus berkomitmen untuk mencapai kesepakatan damai yang abadi dan menuding PBB telah bersikap bias.
“Israel tidak akan pernah, dan tidak seharusnya, diintimidasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun kumpulan negara-negara yang telah membuktikan bahwa mereka mengabaikan keamanan Israel,” lanjutnya.
Para pemimpin dunia bereaksi cepat setelah Presiden Trump mengumumkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar AS ke kota tersebut.
Langkah Trump ini dikhawatirkan dapat memicu kekerasan baru sekaligus mengubur harapan penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.
Mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel penuh dengan implikasi agama dan politik karena sektor timur kota tersebut, tempat beberapa situs kuno tersuci dalam agama Yahudi, Kristen, dan Islam, juga diklaim oleh warga Palestina.
Masyarakat internasional menganggap sektor timur Yerusalem sebagai wilayah yang diduduki dan berpendapat bahwa status terakhir Yerusalem harus dinegosiasikan, tidak diumumkan secara sepihak.
Protes pun menjalar di berbagai penjuru dunia, termasuk PBB. Beberapa menit pasca pengakuan Trump, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan kritik terhadap setiap tindakan unilateral yang bisa membahayakan prospek perdamaian untuk Israel dan Palestina.
Keputusan Trump ini bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade terakhir terkait status Yerusalem. Ini juga bertentangan dengan sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB, yang didukung 15 anggota.