Kabar24.com, JAKARTA - Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjelaskan bahwa migrasi penggunaan meteran listrik dari pascabayar menjadi prabayar bukanlah sebuah paksaan, tetapi untuk keamanan pengguna jasa.
General Manajer PT PLN Persero Distribusi Jakarta Raya M. Ikhsan Asaad menyebut, dari 65 juta pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia, 17 juta di antaranya telah beralih menggunakan meteran listrik dengan sistem prabayar tanpa adanya paksaan dan merupakan kemauan pelanggan.
"Memang prabayar ini membantu juga bagi pelanggan untuk mengendalikan penggunaan listriknya," kata Ikhsan, Kamis (12/10/2017).
JuBagi pelanggan yang hendak migrasi dari sistem meteran ke yang baru tidak perlu membayar biaya administrasi apapun kecuali Rp20 ribu yang digunakan untuk mengisi token pulsa listrik.
"Kalau ada yang mau ganti pascabayar ke prabayar gratis, tak pernah dipungut apapun, hanya untuk beli tokennya saja Rp20 ribu,” jelasnya.
Hal ini disampaikan Ikhsan dalam konferensi pers terkait penipuan yang dilakukan oleh DR.
DR dengan berpura-pura menjadi pegawai PLN menawarkan penggantian meteran listrik pascabayar menjadi prabayar dengan mengenakan biaya bervariasi mulai dari Rp450 ribu hingga Rp1,5 juta. Namun, setelah mendapatkan uang, meteran yang dijanjikan tidak pernah dipasang.
Ikhsan juga mengingatkan agar masyarakat berhari-hati kepada pihak yang mengatasnamakan PLN dan meminta dana-dana yang tidak jelas.
Menurutnya, PLN tidak pernah menginstruksikan pegawainya untuk bertransaksi di rumah pelanggan. Jika menemukan hal mencurigakan, pelanggan diimbau untuk segera menghubungi di nomor 123.
"PLN tidak pernah memberikan tugas atau transaksi di rumah klien," tambahnya.