Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Referendum Catalonia Tak Diakui Dunia, Serbia Geram

Menteri Luar Negeri Serbia menuduh para penguasa dunia menggunakan standar ganda karena menolak mengakuai referendum kemerdekaan Catalan sementara kemerdekaan Kosovo diakui.
Juli Etha Ramaida Manalu
Juli Etha Ramaida Manalu - Bisnis.com 03 Oktober 2017  |  21:22 WIB
Referendum Catalonia Tak Diakui Dunia, Serbia Geram
Presiden Catalan Carles Puigdemont saat berorasi pada aksi unjuk rasa di Sant Cugat, Spanyol, 22 September 2017, mendesak pendukungnya untuk memilih "ya" dalam referendum kemerdekaan tanggal 1 Oktober. - Reuters/Albert Gea

Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Serbia menuduh para penguasa dunia menggunakan standar ganda karena menolak mengakuai referendum kemerdekaan Catalan sementara kemerdekaan Kosovo diakui.

Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada 2008 dalam sebuah pengumuman yang diterima oleh Amerika dan kebanyakan negara-negara Uni Eropa. Namun, deklarasi ini tidak diakui oleh Serbia dan sekutunya.

Hampir satu dekade setelah kemerdekaan Kosovo, tepatnya pada Minggu (1/10/2017) para pemilik hak suara di Catalonia mendukung kemerdekaan mereka dari Spanyol dalam sebuah referendum yang dinyatakan tidak konstitusional oleh pemerintah Madrid.

Sehari kemudian Jerman menyebutkan pemberian suara tersebut sebagai hal yang mengkhawatirkan sementara negara-negara lain mulai cemas dengan komunitas-komunitas separatis di wilayah mereka.

"Saya terusik dengan standar ganda masyarakat internasional. Uni Eropa tidak akan pernah mengatakan bahwa pihaknya melakukan kesalahan terkait pengakuan [kemerdekaan] Kosovo tetapi keputusan tersebut akan menjadi bumerang dan kotak pandora terbuka," kata Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic, dikutip dari Reuters, Selasa (3/10/2017).

Posisi Serbia terkait Kosovo menjadi penghalang utama bagi negara tersebut untuk bisa bergabung menjadi anggota Uni Eropa.

Belgia mengatakan pihaknya perlu meningkatkan hubungan dengan otoritas Kosovo dan mencoba menghalangi usaha mereka untuk bergabung dengan badan internasional.

Pada Senin (2/10/2017) Presiden Serbia Aleksander Vucic memanggil seluruh menteri dan kepala keamanan untuk berdiskusi setelah Juru Bicara Uni Eropa Margaritis Schinas mengatakan Spanyol tak bisa dibandingkan dengan Serbia karena isu Kosovo memiliki konteks spesifik tersendiri.

"Bagaimana mungkin referendum Catalonia tidak Valid sementara kemerdekaan Kosovo diakui bahkan tanpa referendum," kata Vucic setelah bertemu Presiden Yunani Prokopis Pavlopoulos di Belgrade.

Kosovo memisahkan diri hampir satu dekade setelah NATO melakukan intervensi dengan serangan udara untuk menghalau pasukan Serbia dan menghentikan pembunuhan dan pengusiran etnis Albania yang terjadi selama dua tahun perang menghadapi pemberontakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

spanyol referendum
Editor : Saeno

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top