Kabar24.com, JAKARTA - Keluarga mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menyerahkan berbagai arsip tentang tokoh tersebut kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) agar bisa dipelajari oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kepala ANRI Mustari Irawan mengatakan arsip tersebut diserahkan langsung oleh istri almarhum, Sinta Nuriyah Wahid, pada Rabu (2/8/2017).
Setidaknya, yang diserahkan ada 180 album arsip dengan jumlah 14.116 lembar arsip foto. Adapun arsip-arsip yang diserahkan antara lain pengangkatan dan pengambilan sumpah/janji Presiden RI ke-4 dan penyerahan hasil-hasil sidang umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
Selain itu, terdapat pula berbagai arsip mengenai kunjungan kerja kepresidenan di dalam dan luar negeri.
“Penyerahan arsip Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid merupakan program kerja ANRI dalam rangka penyelamatan arsip kepresidenan. Penyelamatan Arsip Kepresidenan ini bertujuan agar dapat dilestarikan di ANRI dan dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan kebangsaan, kemasyarakatan, pemerintahan, dan pembangunan,” ujarnya Mustari.
Hal itu, lanjutnya, sejalan dengan salah satu tugas penting yang diemban oleh ANRI sebagai lembaga negara yang salah satu tugasnya menyelamatkan arsip statis, yakni arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan dari perjalanan negara dan bangsa Indonesia.
Gus Dur merupakan putra tokoh Nahdlatul Ulama, Wahid Hasyim dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU (1984-1999), Ketua Forum Demokrasi (1990), Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Sedunia (1994), Anggota MPR (1999), Presiden RI (20 Oktober 1999-24 Juli 2001) dan Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dia dijuluki sebagai Bapak pluralisme karena perjuangannya untuk mewujudkan plurarisme di Indonesia. Beliau sangat menghargai keberagaman dalam berbagai hal, terutama keberagaman suku, agama, dan ras. Guna melengkapi khazanah arsip Gus Dur, rencananya Tim Sejarah Lisan ANRI akan mewawancarai Sinta Nuriyah Wahid. Wawancara akan menggali seputar kehidupan Gus Dur.