Kabar24.com, JAKARTA -- Lauren Paliama, pelaku penusukan Hermansyah, pakar IT dari IT pada mengaku menyesal dan meminta maaf atas tindakannya.
Menurut Lauren, penusukan yang dia lakukan merupakan tindakan spontan di bawah pengaruh alkohol ketika melihat mobil Toyota Yaris yang dikendarai Edwin yang dia panggil kakak terlihat dipepet mobil milik korban hingga akhirnya berhenti di tempat kejadian di kilometer 6 Tol Jagorawi.
“Sebelumnya saya mau minta maaf kepada keluarga korban, itu semua spontan, bukan karena rekayasa atau direncanakan,” kata Lauren,” ketika ditanyai terkait penusukan yang dia lakukan, Kamis (13/7/2017).
Lebih lanjut Lauren bercerita, saat melihat mobil Edwin berhenti, dia pun menepikan mobil Honda City warna silver yang dia kendarai dan turun dari mobil. Namun, saat dia menanyai perihal hal yang terjadi antara Edwin dan korban, Hermansyah pun marah. Di bawah pengaruh alkohol, Lauren yang tersulut emosi pun mulai memukul Hermansyah diikuti tiga tersangka lain hingga akhirnya Lauren mengambil pisau dan menusuk Hermansyah.
Sementara itu, terkait pisau sepanjang 20 centimeter yang dia gunakan menusuk Hermansyah, Lauren mengaku dia memang sengaja membawanya untuk berjaga-jaga sebagai alat perlindungan diri. Pisau tersebut pun dia buang sebelum masuk rest area di wilayah Cibubur.
“Kalau pisau itu, saya untuk jaga-jaga saja,” akunya.
Lauren juga mengaku bahwa sebelumnya, kendati pernah melakukan aksi kekerasan yakni memukul orang, dia belum pernah terlibat kekerasan hingga menggunakan senjata.
Sementara itu, tindakan Edwin menyerempet mobi korban yang menjadi awal mula kejadian ini, diakui dilakukan setelah usai menyaksikan acara hiburan di salah satu hotel di Jakarta sembari minum-minuman keras. Usai menyerempet mobil korban, Edwin mengakui diikuti korban hingga kahirnya mobilnya dipalang oleh korban.
“Jadi ceritanya, ketika sekitar di KM 6, jadi, saya coba melambung dari kanan, saya nyerempet mobilnya dari bagian depan kena bumper belakang saya, jadi ketika saya jalan terus dia [korban] ikuti saya dari belakang. Dia dari sebelah kiri, jadi dia berusaha hentikan mobil saya,. Terus, mungkin karena adik saya mereka liat saya dicegah mungkin mereka turun terus hampiri korban,” cerita Edwin.
Menurut pengakuan para tersangka, mobil Toyota Yaris yang dikendarai Edwin merupakan milik kakaknya, sementara Honda City yang digunakan Edwin dan tiga tersangka lainnya merupakan barang hasil kerja sitaan. Seperti diketahui, para pelaku ini berprofesi sebagai debt colector. Plat yang digunakan oleh masing-masing mobil juga merupakan plat asli dan tidak ditukar.
Keterangan para tersangka, fakta-fakta yang ada di lapangan serta penggunaan plat kendaraan yang asli memperkuat dugaan polisi bahwa kejadian ini bukanlah hal yang terencana.
“Platnya asli, kita cek di Samsat, jadi itu saja sebenarnya, gampang. Kalau perbuatan itu sudah direncanakan, itu pasti plat nomornya pasti akan diganti akrena dengan plat nomor asli pasti kita akan bisa melacak,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan.