Bisnis.com, PALEMBANG – Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang (TMP Siguntang), Palembang, masih ramai didatangi oleh para peziarah pada hari pertama setelah Lebaran.
Pada Lebaran pertama, Minggu (25/6/2017) tercatat 25 nama yang mengisi buku tamu ziarah TMP Siguntang. Mereka umumnya membawa serta tiga sampai lima orang anggota keluarga. Adapun, pada Senin (26/6/2017) pagi, sudah ada lebih dari 10 yang mengisi buku tamu.
Kondisi ini menjadi ladang rezeki bagi para penjaja barang perlengkapan kebutuhan ziarah. Bisnis.com melihat ada enam perempuan menjual kembang di dekat pintu gerbang bagian dalam TMP Siguntang. Sementara, para penjual air untuk menyiram kubur tersebar ke blok-blok pemakaman.
Syamsul, salah satu penjual botol air, mengatakan masa-masa Lebaran seperti saat ini menjadi berkah bagi dirinya. Dia bisa menjual 10 botol air yang per botol dibanderol Rp5.000 ketika puncak ziarah.
“Seharusnya pas hari Lebaran ramai. Tapi kemarin saya tidak sempat jual karena Lebaran dulu sama keluarga. Jadi baru masuk hari ini,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (26/6/2017).
Air yang dijual Syamsul ditempatkan di botol bekas air mineral kemasan berkapasitas 1,5 liter. Harga jual Rp5.000 per botol sebenarnya lebih tinggi dibandingkan dari air mineral kemasan. Namun, para peziarah yang ingin praktis lebih memilih untuk membeli botol air yang dijajakan di makam.
Syamsul bisa mendapatkan marjin tinggi karena dia hanya menggunakan air ledeng biasa, tanpa campuran aroma kembang. Meski demikian, dia mengaku paling banyak bisa menjual lima botol per hari di luar Lebaran dan Ramadan. “Tidak tentu juga hasilnya,” katanya.
TMP Siguntang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, Palembang, Sumatra Selatan. TMP ini menjadi peristirahatan terakhir bagi 1.365 kusuma bangsa seperti laskar perjuangan, prajurit TNI, dan Polri.
Ada sembilan blok makam yang disediakan untuk tempat pemakaman. Sejumlah tokoh yang diabadikan sebagai nama jalan di Palembang dikuburkan di sini, a.l. mantan Panglima Sriwijaya Kolonel Barlian dan pejuang Perang Revolusi Kemerdekaan Kapten A. Rivai.