Bisnis.com, JAKARTA— Pertemuan menteri perdagangan negara anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Hanoi akhir pekan ini, berpeluang dimanfaatkan oleh Jepang dan negara anggota TPP lainnya untuk mempertegas kelanjutan pakta perdagangan bebas tersebut.
Seperti diketahui, sejak Amerika Serikat memutuskan untuk menarik diri dari Trans-Pacific Patnership (TPP) pada awal tahun ini, pembahasan mengenai pakta perdagangan bebas tersebut tak kunjung menemui titik temu baru.
Wacana baru pun sempat muncul dengan Jepang sebagai pengusung utamanya. Dalam hal ini, Negeri Sakura mengajak 10 negara anggota TPP lain untuk melanjutkan pakta kerjasa dagang bebas itu tanpa AS.
Seperti diketahui, sesuai kesepakatan yang dibentuk oleh negara anggota selama ini. Pakta TPP harus diratifikasi oleh setidaknya enam negara yang membentuk 85% dari jumlah produk domestik bruto (PDB) gabungan dari 12 negara anggota.
Adapun AS memiliki porsi 60% dari total PDB dari negara anggota TPP. Sejumlah negara seperti Chile dan Selandia Baru pun setuju untuk merevisi aturan ratifikasi tersebut.
Untuk itu, agenda pertemuan menteri perdagangan negara anggota APEC ini dinilai akan menjadi momentum yang tepat untuk membahas babak baru TPP. Mengingat, 11 negara anggota TPP, juga merupakan peserta dari APEC.
"Kita akan lihat nanti apakah para menteri anggota TPP akan terus maju [melanjutkan TPP] dengan mengubah aturan mengenai proses ratifikasi atau tidak. Bisa jadi mereka menjadikan peremuan ini sebagai momentum awal untuk melakukan diskusi lebih lanjut," kata Alan Bollard, Direktur Eksekutif di Sekretariat APEC, seperti dikutip dari Reuters (18/5/2017)
Sebelumnya, Jepang menjadi salah satu negara yang paling gencar menginginkan agar TPP dilanjutkan dengan menarik masuk kembali AS. Namun, perlahan ambisi itu memudar yang pada akhirnya membuat Tokyo berubah haluan untuk melanjutkan TPP tanpa Paman Sam.
“Kami ingin mengarahkan pembahasan mengenai TPP ke arah yang lebih jelas di Hanoi nanti,” kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Selasa (16/5/2017).