Kabar24.com, JAKARTA – Emmanuel Macron terpilih sebagai Presiden Prancis dengan visi menjadikan Eropa ramah bisnis, sekaligus menutup harapan nasionalis sayap kanan Marine Le Pen yang ingin membawa keluar Prancis dari Uni Eropa
Berdasarkan data perhitungan suara resmi, Macron mengalahkan Le Pen dengan angka telak mencapai 66% berbanding 34% suara yang diperoleh Le Pen.
Setelah menang, Macron dihadapkan dengan tantangan dalam pemilihan parlemen bulan depan untuk memperjuangkan pergerakannya yang bernama Republique En Marche ("Republik ke depan"), untuk melaksanakan programnya.
Seperti dilansir Reuters, Presiden Prancis, Francois Hollande, mengatakan bahwa hasil pemilihan presiden ini menegaskan, bahwa sebagian besar warga negara ingin bersatu pada nilai-nilai republik dan menunjukkan keterikatan kepada Uni Eropa.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa ia menyukai gagasan-gagasan Macron pro-Eropa yang dibawanya hingga menjadi presiden Prancis mendatang.
Sementara itu, Le Pen mengatakan, bahwa dia juga telah memberikan ucapan selamat kepada Macron. Namun, ia menegaskan akan tetap menjadi oposisi utama Prancis dalam membentuk sebuah "kekuatan politik baru".
Baca Juga
Berbeda dengan Macron yang ingin memajukan Prancis dengan meningkatkan daya saing dalam ekonomi terbuka, Le Pen ingin melindungi Prancis dengan menutup perbatasan, keluar dari Uni Eropa dan berhenti menggunakan mata uang euro, serta membatalkan kesepakatan perdagangan.
Kebijakannya yang disebut anti-globalisasi mungkin membuat pasar keuangan terkejut, namun kebijakan ini menarik hati banyak masyarakat yang lebih miskin dengan latar belakang tingginya tingkat pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah keamanan.