Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putri Raul Castro Tak Ingin Teruskan Kekuasaan Ayahnya

Mariela Castro, putri Presiden Kuba Raul Castro, menyatakan tidak ingin menjadi penerus kekuasaan setelah sang ayah turun dari kursi presiden.
Presiden Kuba Raul Castro saat bertemu Presiden AS Barack Obama/Reuters
Presiden Kuba Raul Castro saat bertemu Presiden AS Barack Obama/Reuters

 

Kabar24.com, HAVANA - Mariela Castro, putri Presiden Kuba Raul Castro, menyatakan tidak ingin menjadi penerus kekuasaan setelah sang ayah turun dari kursi presiden.

Presiden Kuba Raul Castro menyatakan akan mundur Februari 2018 pada akhir masa jabatan lima tahun keduanya.

Mariela, mengatakan dirinya tidak akan pernah ingin mencalonkan diri untuk kursi kepresidenan.

Meski begitu masih ada ruang untuk kejutan dalam proses suksesi Raul, 85, yang mengambil alih kekuasaan dari kakaknya, mendiang pemimpin revolusioner Fidel Castro.

Pewaris Raul bisa jadi adalah Wakil Presiden Pertama Kuba Miguel Diaz-Canel, 57.

Namun para ahli mengatakan dia akan tersandung masalah yang sangat serius jika orang lain ingin melompati dia dalam sistem misterius pemilihan pemimpin di Kuba.

Meski begitu, spekulasi akan adanya kandidat lain marak di pulau yang dikuasai Komunis itu.

Mariela Castro, 54, adalah anggota parlemen dan direktur Pusat Pendidikan Seks Nasional Kuba (CENESEX).

"Setiap laki-laki dan perempuan rakyat Kuba adalah kandidat," kata dia kepada wartawan, dikutip dari Antara, Kamis (4/5/2017).

"Saya tidak mengatakan: 'Kami,' karena saya tidak akan pernah membiarkan diri saya dinominasikan untuk tugas besar seperti itu."

"Terkadang, Anda mengorientasikan diri Anda satu arah dan kemudian tiba-tiba, Anda melihat ke sana, dan Anda berkata: Betapa menariknya orang ini yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kata Mariela saat ditanya masalah ini di sebuah konferensi pers CENESEX.

"Di sana selalu ada kejutan," ujarnya.

Sementara itu nama-nama yang sudah beredar sebagai alternatif dari Diaz-Canel adalah Alejandro Castro Espin, anak lain dari presiden saat ini dan salah satu pembantu terdekatnya, serta Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez.

Castro Espin memainkan peran kunci dalam negosiasi rahasia yang membawa pada pertemuan antara Kuba dan Amerika Serikat.

Rodriguez sementara itu merupakan tokoh publik populer sebagai diplomat top Kuba, baru-baru ini ia melakukan tur Eropa.

Meski begitu, pakar Kuba mengatakan Diaz-Canel telah dipersiapkan dengan jelas untuk pekerjaan tersebut dan pemerintah sepertinya tidak mau mengambil risiko stabilitas politik dengan menunjuk seseorang yang legitimasinya kurang.

"Mungkin dia ingin menyuntikkan unsur kegembiraan ke dalam apa yang dinyatakan sebagai seleksi birokrasi dari atas ke bawah seperti yang telah ditentukan sebelumnya, "kata Richard Feinberg, penulis buku "Terbuka Untuk Bisnis: Membangun Ekonomi Kuba Baru ".

Kejutan selalu memungkinkan, tambahnya, tapi dia meragukan desas-desus tentang Castro yang lain.

"Itu akan menjadi kesalahan besar oleh kepemimpinan Partai Komunis Kuba, karena akan membuat Kuba nampaknya menjadi dinasti keluarga, bukan sebuah institusi yang dilembagakan, "katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper