Bisnis.com, JAKARTA - Halaman depan Balaikota DKI Jakarta, tak seperti biasanya. Sejak kemarin, Selasa (25/4/2017) hingga siang ini, Rabu (26/4/2017), disesaki karangan bunga. Bentuknya beragam, dan pasti tidak hendak mensimbolkan inilah negeri yang memiliki keragaman. Tapi, bisa jadi, hanya simbol dari isi hati dari banyak orang yang beragam.
Namun, suasana ini terasa berbeda, memang. Tidak lazim. Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama dan pasangannya Djarot Saifulah adalah pasangan calon yang kalah dalam Pilkada DKI 2017. Lazimnya, karangan bunga, disampaikan, setidaknya, kepada mereka yang tengah bersuka-cita.
Tak ayal, memang, beragam intepretasi pun bermunculan. Bahkan ada yang mengungkapkan bahwa semua karangan bunga itu dibeli dari satu toko bunga: Lucky Florist. Ada juga yang menulis di facebooknya: Dari ahok, oleh Ahok, Untuk Ahok.
Sejak dulu kala, ada beragam makna di balik karangan bunga. Uskup Katolik Birmingham Robert J. Baker menulis renungan Advent di Birmingham News, yang diakses pada 31 Januari 2016. "Karangan bunga Adven secara tradisional terbuat dari pohon evergreen dalam [bentuk] lingkaran, yang melambangkan cinta abadi Tuhan."
Dalam berbagai tulisan kuno, juga diceritakan, di dunia Yunani-Romawi (Greco-Roman), karangan bunga digunakan sebagai hiasan yang bisa mewakili pekerjaan, peringkat, prestasi dan status seseorang.
Baca Juga
Karangan Bunga dan Mitos Yunani melibatkan Apollo, putra Zeus dan Dewa Kehidupan
Penggunaan karangan bunga ini [konon] berasal dari mitos Yunani yang melibatkan Apollo, putra Zeus dan dewa kehidupan dan cahaya. Apollo jatuh cinta kepada bidadari (nymph) Daphne. Ketika Apollo mengejarnya, sang bidadari melarikan diri dan meminta dewa sungai Peneus [ayah si bidadari] membantunya. Karen rasa sayangnya, Peneus mengubah putrinya [bidadari] menjadi pohon salam. Sejak hari itulah, Apollo mengenakan karangan bunga salam di kepalanya. Tanda cintanya."
Atau seperti bangsa Amerika Serikat saat menghormati pahlawannya dengan mempersembahkan karangan bunga di makam para pahlawan perang secara secara bersama-sama. Semua orang diinstruksikan untuk menempatkan karangan bunga dan mengucapkan nama veteran tersebut.
"Kami mendorong setiap sukarelawan yang menaruh karangan bunga di makam veteran untuk mengatakan nama veteran itu keras-keras dan meluangkan waktu untuk mengucapkan terima kasih atas pelayanan mereka kepada negara kami. Ini adalah tindakan kecil yang berjalan terus untuk menjaga agar kenangan akan veteran kita tetap hidup… " ujar Jennifer Davenport, pemilik JD Sesigns, perusahaan interior decorating, yang ikut dalam acara itu.
.... mengucapkan terima kasih atas pelayanan mereka kepada negara kami.
Di Rusia, pada 3 Mei 2016 --dalam siaran Radio Liberty Radio FreeEurope-- karangan bunga pernah menimbulkan keriuhan. Saat Rusia bersiap untuk memperingati Hari Kemenangan pada 9 Mei, bunga diletakkan di luar tembok Kremlin untuk memperingati 12 "Pahlawan Kota" yang ikut memerangi Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Perjuangan mereka dianggap luar biasa dan membuat mereka menerima kehormatan dari Pemerintah Uni Soviet.
Namun, para blogger protes, pada tahun itu, di lokasi yang sama, kenapa ada penghilangan, yakni di bagian dari makam The Unknown Soldier: Tidak ada keranjang bunga yang diletakkan di monumen Kyiv.
Ada beberapa spekulasi bahwa kelalaian tersebut merupakan anggukan yang disengaja untuk mendukung permusuhan antara Moskow dan Kyiv dengan adanya separatis dukungan Rusia berperang melawan pasukan Kyiv di bagian timur Ukraina dua tahun setelah pemberontakan yang populer menggulingkan presiden yang didukung Moskow, Viktor Yanukovych.
So, bagaimana kita memaknai hal yang tidak biasa di Balaikota Jakarta itu? Pesan dalam karangan bunga itu, beragam. Ada yang menulis: 'Terima Kasih Pak Aaok & Pak Djarot Atas Peluh Keringat yang Tercurah Buat Jakarta: Dari Kami yang Patah Hati Ditinggal Saat Lagi Sayang2nya". Kemudian: "Oh Tuhan Kucinta Basuki Kusayang Tjahaja …Rindu Purnama …Inginkan Badja…" Mami Cantik Puri Mansion Lagi Mellow.
Dan banyak lagi. Seperti kalimat di karangan bunga yang dikirim Dian, Ippie, Rasmo, Putut, Irapol, Irabule, Bahar, Jedee, Etty B. Isinya: Pak Ahok & Pak Djarot Kalian Gak Oke Oce Tapi Kalian Mantan Terindah.
Begitu pula karangan bunga yang dikirim oleh Lilis Kosasih dan Falina Kosasi. Isinya: Tetap Semangat Pak AHok & Pak Djarot. Kemudian karangan bunga dari Elisabeth, Endah, End Herlina: Pak Basuki & Pak Djarot Tak Terlihat Kesedihan. Namun Tetap Tersenyum & Bersyukur. Terima Kasih.
Atau yang memelesetkan lagu Dia yang dipopulerkan Anji. "Oh Tuhan, kucinta Basuki... kusayang Tjahaja... Rindu Purnama... Inginkan Badja...," Karangan bunga ini dikirim oleh Mami Cantik Puri Mansion Lagi Mellow.
Kisah di Balaikota boleh sarat makna, termasuk yang negatif. Namun, apapun makna itu, karangan bunga tersebut, rasanya adalah pilihan yang terbaik. Lantaran masa-masa yang penuh emosi menjelang Pilkada DKI 2017, yang membuat banyak orang takut adanya perpecahan, harus dipulihkan pasca Pilkada. Itulah mungkin, karangan bunga itu, menjadi pilihan terbaik yang dipilih oleh pendukung Ahok, sebagai sikap penerimaan atas hasil di Pilkada 2017.
Margot Asquith, yang dikenal sebagai Margot Asquith, adalah seorang sosialita, penulis dan tokoh kecerdasan Anglo-Skotlandia. Dia menikah dengan H. H. Asquith, Perdana Menteri Inggris, dari 1894 sampai kematiannya pada 1928. Dia mengatakan karangan bunga adalah rambu imajinatif kehidupan.
Pada akar utamanya, karangan bunga mewujudkan lingkaran mulia - konsep perlindungan, kesatuan dan keseimbangan. "…Anda harus melihat setiap karangan bunga dengan perspektif segar dan kesenangan baru."