Kabar24.com, JAKARTA – Setara Institute merekomendasikan kepada Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi dan meminta pertanggungjawaban komprehensif atas program bela negara.
Menurut Setara, program yang telah berjalan hampir dua tahun itu belum ada hasil yang jelas. Terlebih program bela negara telah menuai masalah di tubuh TNI yang berakhir dengan pencopotan Dandim Lebak oleh Pangdam III Siliwangi Mayjen M. Herindra.
Pencopotan itu dilakukan karena ada program bela negara bersama ormas Front Pembela Islam (FPI) yang berlangsung di luar kendali atasan. “Tindakan di luar kendali atasan, biasanya menggambarkan ada masalah di tubuh TNI,” kata Ketua Setara Institute Hendardi, Senin (9/1/2017).
Hendardi mengatakan sulit memahami ada tindakan satuan TNI yang tidak diketahui atasannya, karena TNI adalah organisasi dengan garis komando paling solid di republik ini.
Meski begitu, dia mengapresiasi tindakan tegas tersebut. Dia berharap langkah ini memberi pelajaran bagi satuan-satuan lain di TNI agar tidak ‘bermain-main’ yang berpotensi merusak demokrasi.
Adapun kegiatan bela negara yang dilakukan Kodim Lebak bersama FPI berlangsung pada 5-6 Januari 2017. Latihan bela negara itu berlangsung di salah satu pesantren di Lebak, Banten.