Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah Kuba mengumumkan hari berkabung selama berkabung selama sembian hari atas kematian pemimpin revolusioner yang juga mantan presiden Fidel Castro setelah kematiannya diumumkan Jumat lalu.
Jenazah pria berusia 90 tahun ini akan dikremasi dalam sebuah upacara tertutup di Havana pada Sabtu (3/12/2016) mendatang sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Minggu (27/11/2016). Bendera dikibarkan setengah tiang di gedung-gedung pemerintah di seluruh negara pulau itu.
Banyak masyarakat Kuba merasa berduka cita atas kehilangan seseorang yang merupakan bagian dari kehidupan mereka selama beberaba dekade. Sejumlah pemimpin dunia telah memberikan ucapan bela sungkawa untuk ikon abad 20 ini, termasuk Indonesia. Wakil Presiden Jusuf kalla mengatakan Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Fidel Castro ketika masa pemerintahan Sukarno.
"Fidel Castro dengan Bung Karno merupakan sahabat yang baik dan merupakan salah satu pendukung gerakan non-blok," ujar Kalla. Akan tetapi Presiden AS terpilih Donald Trump, menggambarkan Fidel Castro sebagai seorang "pemimpin yang kejam".
Castro berkuasa sejak 1959 dan memperkenalkans ebuah revolusi Komunis, serta mengabaikan AS selama beberapa dekade. Pendukungnya memandangnya sebagai seorang pria yang berani menentang Amerika Serikat selama Perang Dingin dan mengembalikan Kuba kepada rakyatnya.
Tetapi kritik menyebutkan Castro sebagai seorang diktator. AS memutuskan hubungan dengan Kuba dengan 1961 ditengah memanasknya Perang Dingin dan memberlakukan embargo ekonomi masih berlangsung sampai lebih dari setengah abad. Dalam pemerintahan Presiden Barack Obama, hubungan antar dua negara menghangat dan ikatan diplomatik telah dipulihkan pada 2015.