Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koruptor Paling Dicari di China Serahkan Diri

Tersangka korupsi China yang paling dicari kembali dari Amerika Serikat, Rabu, setelah berubah sikap atas kebijakan Partai Komunis yang berkuasa memburu para pejabat yang menjadi buron hingga ke luar negeri.
Yang Xiuzhu./REUTERS
Yang Xiuzhu./REUTERS

Bisnis.com, BEIJING -  Tersangka korupsi China yang paling dicari kembali dari Amerika Serikat, Rabu (16/11/2016), setelah berubah sikap atas kebijakan Partai Komunis yang berkuasa memburu para pejabat yang menjadi buron hingga ke luar negeri.

Yang Xiuzhu, seorang mantan wakil direktur biro konstruksi Wenzhou di wilayah timur provinsi besar Zhejiang, menyerah kepada pihak berwajib setelah menghabiskan waktunya selama 13 tahun untuk bersembunyi di luar negeri, demikian laporan Komisi Sentral Inspeksi Disiplin, divisi Partai Komunis yang mengatasi pemberantasan korupsi, dalam lamannya.

Pada April tahun lalu, China memublikasikan daftar nama 100 buronan terbesar kasus korupsi yang menjadi target Interpol berdasarkan "red notice". Sebagian dari mereka tinggal di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Pejabat di China mengumumkan beberapa kebijakan terkait Yang Xiuzhu. Menyarankan kepada perempuan tersebut tidak menolak dan menyerahkan diri serta tuntutan ringan sesuai dengan undang-undang, demikian lembaga tersebut dalam pernyataan terpisah.

Saudara pria tersangka yang menjadi pejabat daerah, Yang Jinjun, juga diburu terkait kasus korupsi, dikirim pulang ke China pada bulan September 2015. Hal itu merupakan yang pertama kali keberhasilan Beijing dalam memulangkan tersangka dari AS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan bahwa kepulangan perempuan tersebut merupakan keberhasilan signifikan dalam kerangka kerja sama China-AS untuk memberantas korupsi. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah AS.

Masyarakat internasional melangkah maju tidak memberikan toleransi dalam menghadapi korupsi, demikian kata Geng dalam pengarahan pers harian.

Yang melarikan diri dari China pada 2003 setelah pihak berwajib mulai melakukan investigasi atas tuduhan keterlibatannya dalam tindak kejahatan. Dia berusaha mendapatkan suaka politik dari Prancis, Belanda, dan AS.

Komisi Sentral Inspeksi Disiplin menyatakan Yang berinisiatif mencabut permohonan suaka dan memutuskan pulang ke negaranya serta menyerahkan diri.

Sayangnya, media tidak berhasil meminta komentar Yang atau kuasa hukumnya atau perwakilan dari keluarganya terkait hal itu.

Televisi milik pemerintah China secara langsung menyiarkan penyerahan diri Yang yang berkacamata itu, mengenakan jaket kerut warna abu-abu, dan celana gelap turun dari pesawat American Airlines dan hendak melalui imigrasi dikawal oleh dua penjaga.

China telah mengejar buronan di luar negeri dengan sandi operasi "Perburuan Serigala" terhadap para pejabat koruptor dan eksekutif bisnis yang telah melarikan diri ke luar negeri membawa aset mereka.

Hal itu bagian dari program Presiden Xi Jinping dalam memberantas korupsi.

Hal itu telah mendorong perjanjian ekstradisi, namun negara-negara Barat enggan untuk membantu, tidak ingin mengirimkan orang kembali ke negara yang dianggap oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia memperlakuan buruk para tersangka.

Dia dituduh melarikan US$39 juta  saat menjabat Wakil Wali Kota Wenzhou kepada Reuters tahun lalu menyatakan tidak bersalah dan masuk dalam daftar buronan paling dicari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper