Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panglima TNI: Indonesia Hadapi 6 Ancaman Besar Masa Depan

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan ada enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan.
Presiden selaku Panglima TNI Tertinggi Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri) naik tank amfibi LVT-7 saat menyaksikan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9)./Antara-M Risyal Hidayat
Presiden selaku Panglima TNI Tertinggi Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri) naik tank amfibi LVT-7 saat menyaksikan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9)./Antara-M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan ada enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan.

Keenamnya yaitu menipisnya cadangan minyak dunia, meningkatnya jumlah penduduk dunia, berkurangnya sumber pangan, air dan energi, masalah terorisme, meningkatnya penyalahgunaan narkoba, dan persaingan ekonomi global yang ketat.

“Indonesia sebagai negara ekuator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning yang patut menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia di masa yang akan datang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/11/2016).

Kekayaan sumber daya alam di Indonesia pernah disampaikan oleh Presiden RI pertama Soekarno bahwa suatu saat nanti negara lain akan iri dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia.

"Presiden Joko Widodo saat baru dilantik menyampaikan hal yang sama bahwa kaya akan sumber daya alam bisa menjadi petaka,” imbuhnya.

Menurut Jenderal Gatot, apabila perspektif ancaman bangsa Indonesia pada masa depan tidak dikelola dengan baik, bangsa Indonesia bisa bernasib sama seperti beberapa negara Arab Spring yang mengalami konflik atau perang saudara.

Beberapa negara Arab Spring seperti Irak, Libya, Suriah, lanjutnya, saat ini mengalami konflik akibat perang saudara yang dipicu oleh permasalahan dalam negerinya, seperti agama dan terorisme.

Permasalahan dalam negeri mereka, kata panglima, dijadikan sebagai alasan untuk masuknya negara lain ikut campur urusan dalam negeri terkait kepentingan minyak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper